Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wanita Ini Meninggal 5 Hari Setelah Cabut Gigi, Sempat Mengeluh Pusing dan Muntahkan Cairan Hitam

Mengeluh pusing dan muntahkan cairan hitam, wanita ini meninggal dunia 5 hari setelah cabut gigi. Simak kisahnya!

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Wanita Ini Meninggal 5 Hari Setelah Cabut Gigi, Sempat Mengeluh Pusing dan Muntahkan Cairan Hitam
sunnybrook-dental.com
Simak cara mengobati sakit gigi yang cepat dan mudah, tanpa perlu ke dokter gigi. 

Mengeluh pusing dan muntahkan cairan hitam, wanita ini meninggal dunia 5 hari setelah cabut gigi. Simak kisahnya!

TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita Malaysia meninggal dunia 5 hari setelah mencabut gigi bungsunya.

Kejadian tersebut bermula dari keluhannya atas kepala yang pusing.

Bahkan, dia juga memuntahkan cairan hitam.

Dilansir World of Buzz dari China Press, wanita asal Kedah tersebut didiagnosis menderita tumor bernama timoma pada 2013.

Baca: Diduga Ditolak Rumah Sakit, Bayi Ini Akhirnya Meninggal di Perjalanan

Baca: Seorang Pensiunan Meninggal dalam Kesendirian, Jenazahnya Baru Ditemukan 7 Bulan Kemudian

Baca: 4 Remaja Jatuh dari Kora-kora, 1 Orang Meninggal

Suami wanita berusia 42 itu menjelaskan, istrinya telah menjalani operasi dan kemoterapi hingga 2017.

Hingga saat itu, ia dinyatakan stabil.

Berita Rekomendasi

Kemudian, dia masih menjalani pemeriksaan rutin di Rumah Sakit Penang.

Pada Mei 2019, dia mengeluh kepada suaminya bahwa gigi bungsunya sangat sakit.

Lantas, suaminya membawanya ke dokter gigi di Rumah Sakit Sultan Abdul Halim pada Senin, (1/7/2019) silam.

sssssssssaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Suami mendiang. (China Press)

Ketika di rumah sakit, suaminya menjelaskan catatan medis istrinya.

Ia juga bertanya kepada dokter, apakah pencabutan gigi bungsu dapat membahayakan istrinya.

Namun, dokter meyakinkan bahwa pencabutan gigi bungsu tidak akan berdampak apa pun.

Hanya saja, dokter mengatakan, wanita tersebut akan membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh.

Pencabutan gigi pun dilakukan pada Senin, (15/7/2019) lalu.

Ketika hari tiba, dokter membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mencabut gigi bungsu wanita tersebut.

Nahas, pendarahan tidak berhenti setelah gigi dicabut.

Bahkan, keesokan harinya, wanita tersebut bangun tidur dengan banyak darah di bantalnya.

Ia pun segera pergi ke klinik di seberang rumahnya.

Ia meminta tolong kepada petugas medis agar menghentikan perdarahannya.

Pada Kamis, (18/7/2019), para petugas medis memperhatikan ada beberapa memar di kaki wanita itu.

Keesokan harinya, wanita tersebut sakit kepala.

Bahkan, ia memuntahkan cairan hitam.

Hari berikutnya, wanita tersebut dilarikan lagi ke rumah sakit.

Dia koma pada hari yang sama.

Ia pun meninggal pada Minggu, (21/7/2019), dini hari.

qqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqqq
Keluarga mendiang. (China Press)

Wanita itu meninggalkan dua anak perempuan dan seorang suami.

Pihak rumah sakit mengatakan, penyebab resmi kematian adalah timoma dan perdarahan intrakranial.

Keluarga mendiang mengungkapkan, almarhumah dinyatakan stabil selama pemeriksaan setelah kemoterapi.

Mereka juga sempat memastikan kepada dokter gigi, apakah aman bagi ibu dari keluarga tersebut untuk menjalani operasi.

Keluarga mendiang merasa tidak masuk akal jika menjadikan timoma sebagai penyebab kematian.

Hingga kini, pihak rumah sakit belum membuat pernyataan apa pun.

Peristiwa Tragis tentang Cabut Gigi

Kejadian serupa juga nyaris dialami oleh seorang perempuan Amerika Serikat.

Dilansir Grid.id, usai giginya dicabut untuk pasang behel, Faith Hoch (20) nyaris meregang nyawa.

Bahkan, untuk menyelamatkan nyawanya, Faith Hoch harus rela pipinya dilubangi.

Kisah Faith Hoch asal Lacrosse, Wisconsin, Amerika Serikat ini dimuat dalam sebuah artikel terbitan Metro (14/7/2019).

Dikisahkan, 7 gigi Faith Hoch dicabut untuk proses pemasangan behel pada 30 Mei 2019.

Namun, usai giginya dicabut Faith Hoch justru merasakan sakit luar biasa sehingga harus dibawa ke rumah sakit.

Saat diperiksakan, pihak rumah sakit mengatakan bahwa Faith Hoch tak perlu khawatir dan meresepkan serangkaian obat penghilang rasa sakit.

Alih-alih makin membaik, Faith Hoch justru merasakan hal yang lebih parah dari sebelumnya.

Bahkan, tidur Faith Hoch pun tak nyenyak karena ia terus-terusan muntah hingga belasan kali.

"Saat aku sedikit baikan di malam harinya, aku mengecek ponsel jikalau ada yang menghubungiku.

"Saudara kembarku melihat aku online di Facebook dan menanyakan 'apakah kamu baik-baik saja? Orang-orang berusaha menghubungimu, Mama mencoba meneleponmu'," kata Faith Hoch.

Saudara kembarnya pun mengatakan bahwa sakit yang dialami oleh Faith Hoch sama sekali tidak normal untuk nyeri pasca cabut gigi.

Bahkan, saking sakitnya Faith Hoch sampai tidak bisa berjalan ke mobil dan harus menggunakan kursi roda.

Sesampainya di rumah sakit, dokter mengatakan jika saja Faith Hoch terlambat 30 menit masuk UGD, nyawanya bisa jadi tak tertolong lagi.

Saat dilarikan ke rumah sakit, suhu tubuh Faith Hoch mencapai di atas 40,5 derajat Celsius, tekanan darahnya sangat rendah sehingga dokter pun tidak bisa memberinya obat.

Setelah dilakukan CT scan, dokter akhirnya menemukan bahwa Faith Hoch mengalami gejala yang disebut sepsis.

Sepsis adalah komplikasi dari infeksi yang menyerang tubuh.

Dokter pun segera menggelar operasi darurat untuk Faith Hoch karena infeksi yang ia alami sudah menyebar.

Penderitaan Faith Hoch tak cuma sampai di situ, wanita yang berprofesi sebagai pembuat roti ini harus menjalani perawatan selama 3 hari di ICU.

Bahkan Faith Hoch juga mengalami halusinasi dan rasa nyeri yang tak kunjung usai.

Ia juga tak bisa berkomunikasi dan tangannya sangat bengkak.

Akhirnya Faith Hoch harus menjalani 4 hari perawatan sekeluarnya dari ICU sebelum diperbolehkan pulang.

Imbas dari sakit yang dialaminya, bobot tubuh Faith Hoch menyusut hingga 25%.

Menurut dokter yang menangani Faith Hoch, kasus ini terbilang jarang, namun bukan berarti tidak berisiko.

Untunglah nyawa Faith Hoch bisa terselamatkan meski harus penuh dengan perjuangan.

(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Grid.id/Andika Thaselia)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas