Pelaku Penembakan Brutal di Texas Baru 21 Tahun, Memuji Pelaku Teror di Selandia Baru
Pelaku penembakan massal di sebuah toko Walmart di El Paso, Texas, Amerika Serikat, pada Sabtu (3/8/2019), Patrick Crusius, ternyata masih berusia 21
Editor: Sugiyarto
Polisi mengatakan tidak ada baku tembak ketika Crusius ditahan.
Menurut data sensus AS, El Paso, di mana sebuah toko Walmart menjadi lokasi penembakan massal di Texas, berjarak sembilan jam perjalanan dari Dallas.
Kota itu terletak di Sungai Rio Grande yang menandai perbatasan AS dengan Meksiko dan memiliki populasi sekitar 680.000 jiwa, dengan 83 persen adalah keturunan Hispanik.
Pelaku Puji Teror Christchurch Selandia Baru
Pelaku penembakan massal Texas, Amerika Serikat, Patrick Crusius, memuji pelaku teror dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, Maret lalu, Brenton Tarrant.
Dilaporkan, pemuda 21 tahun asal Allen pinggiran kota Dallas itu menyerahkan diri setelah menembaki pengunjung Walmart El Paso Sabtu (3/8/2019).
Penembakan massal itu menewaskan 20 orang disebut Gubernur Texas Greg Abbott sebagai "hari paling mematikan dalam sepanjang sejarah negara bagian itu".
Rekaman video yang beredar di media sosial seperti dilansir The Independent memperlihatkan pemuda itu masuk sambil membawa senapan serbu AK-47 dan menembaki pengunjung.
Kepada CBS News, sumber dari kepolisian mengungkapkan Crusius dikenal sebagai "pemuda bermasalah" dan penyendiri. Polisi disebut memeriksa manifesto yang dibuatnya.
Manifesto itu beredar di sebuah forum daring bernama 4Chan, di mana Crusius mengklaim penembakan itu merupakan respons atas "invasi Hispanik di Texas".
Dia juga menyebutkan soal Great Replacement, sebuah teori konspirasi yang berkembang di kalangan kelompok supremasi kulit putih, dan pada intinya menyebut bangsa keturunan Eropa tengah kewalahan.
"Pada dasarnya, Amerika sudah mulai membusuk dari akarnya dan cara damai untuk mencegah kejadian ini nampaknya hampir mustahil," demikian sepenggal kalimat di manifesto Crusius.
Dia juga menyalahkan para politisi baik dari Partai Republik maupun Demokrat, dan menyatakan dukungan terhadap aksi pembantaian yang terjadi di Selandia Baru.
Pada 15 Maret lalu, teroris bernama Brenton Tarrant menembaki jemaah Masjid Al Noor serta Linwood di Christchurch ketika mereka tengah melaksanakan Shalat Jumat.