Azusa Iyota Menilai Corak Batik Indonesia Pantas Dijadikan Desain Baju Yosakoi Jepang
Desainer baju yosakoi yang telah berpengalaman selama 16 tahun, Azusa Iyota menilai desain batik juga pantas dijadikan desain untuk baju yosakoi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Desainer baju yosakoi yang telah berpengalaman selama 16 tahun, Azusa Iyota (37) menilai desain batik juga pantas dijadikan desain untuk baju yosakoi.
"Saya telah 16 tahun bergerak mendesain. Sekitar 16 tahun lalu sampai kini melihat ada perubahan dalam desain baju yosakoi. Misalnya dari modal garis ke model kembang-kembang bunga Sakura misalnya saat ini cukup disukai masyarakat," ungkap Azusa Iyota kepada Tribunnews.com, Jumat (9/11/2019).
Menurutnya, desain tersebut juga bagus mungkin jika dipadukan dengan gaya batik Indonesia, apalagi kalau memang yosakoi bermain di Indonesia.
"Pada dasarnya model dan desain baju yosakoi itu bebas tak ada batasan. Jadi kalau dipadukan dengan batik misalnya ya mungkin bagus pula apalagi kalau yosakoi-nya di Indonesia," tambahnya.
Desain baju yang dibuatnya saat ini dijual dengan harga sekitar 10.000 yen - 30.000 yen per piece.
Dari asal mula permintaan lalu didesain hingga jadi sample dan jadi produksi yang sebenarnya paling lama memakan waktu 2 bulan.
"Namun kita memulai kesibukan biasanya sudah sejak 1 April karena permintaan desain banyak sekali bisa lebih dari 100 piece. Sehingga memakan waktu baru selesai sekitar bulan Juli setelah berulang kali dikonfirmasikan kepada pemesannya," jelas dia.
Perusahaannya Dream Company melakukan usahanya sejak sekitar 22 tahun lalu yang spesialis mendesain khusus pakaian yosakoi.
Baca: Se Relaxer, Restoran Jepang Gaya Perancis Berusaha Jadi Tempat Makanan Halal
Baca: Raffi Ahmad Kena Amuk Rafathar karena Dikira Mengusir Merry dari Rumah
Di Perfektur Kochi saja menurutnya hanya ada dua perusahaan serupa dan di seluruh tempat di Jepang tidaklah banyak.
"Oleh karena itu kami menerima pesanan dari berbagai kota di Jepang bukan hanya dari dalam Kochi saja, mungkin karena dari mulut ke mulut informasi tersebut beredar," kata dia.
Tingkat kesulitan desain juga ikut mempengaruhi harga baju yosakoi yang dibuatnya.
"Tiap tim memiliki kebebasan membuat desain, berbeda keinginan dan bebas desain pada yosakoi. Bahkan kaki terbuka atau bagian kaki tertutup tak jadi masalah. Lalu membawa Naruko dan berdansa diiringi Jikatasha (kereta pemimpin yang mengalunkan lagu di awal rombongan), jadilah sajian Yosakoi yang menarik diiringi biasanya ratusan pesertanya," ujarnya.
Desain yang diterimanya setiap tahun berbeda dari para pemesan dan kali ini sangat sibuk dengan peserta sekitar 18.000 orang.
Belum lagi penontonnya yang bisa mencapai satu juta orang di sekitar lokasi prosesi yosakoi matsuri di Kochi sejak 10-12 Agustus mendatang.
Kali ini Yosakoi Matsuri ke-66 di Kochi diikuti oleh 207 negara termasuk Indonesia diikuti oleh enam orang terdiri dari tiga lelaki dan 3 wanita semuanya dari Jakarta, dengan tiket pesawat bayar sendiri menuju Kochi.