Setelah 30 Tahun Perencanaan, Proyek Toranomon Azabudai Jepang Dimulai, Selesai 2023
Proyek ini akan banyak melibatkan banyak orang baik domestik maupun internasional, termasuk pembangunan sekolah internasional
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebuah rencana pengembangan ulang tengah kota Tokyo sebenarnya telah dimulai tahun 1989. Akhirnya baru hari ini (22/8/2019) diumumkan dan Agustus ini proyek Toranomon Azabudai (TA) tahap pertama dimulai serta diperkirakan selesai tahun 2023.
Sejak rencana diungkapkan tahun 1989, tampaknya banyak perubahan terjadi termasuk Lehman shock, berbagai bencana alam besar di Kobe dan di Tohoku dan sebagainya, akhirnya tahun 2017 proyek Toranomon Azabudai disetujui dan Maret 2018 Asosiasi Pengembangan Ulang Urban di tengah kota Tokyo terbentuk dengan kerjasama oleh lebih dari 300 pemilik tanah di Tokyo.
"Proyek ini akan banyak melibatkan banyak orang baik domestik maupun internasional, termasuk pembangunan sekolah internasional yang nantinya akan mengisi proyek TA tersebut," papar Shingo Tsuji, President & CEO Mori Building Co.Ltd.Kamis ini (22/8/2019).
Proyek TA disebut pula sebagai Modern Urban Village dengan luas sekitar 8,1 hektar yang akan diisi oleh 24.000 meter persegi keindahan alam asri dan pusat taman 6000 meter persegi.
Jumlah luas lantai nantinya mencapai 860.400 meter persegi termasuk 213.900 meter persegi lantai perkantoran dan sekitar 1400 meter persegi untuk rumah tinggal.
Baca: Pembangunan Mori Building Jepang di Jakarta Selesai Tahun Depan
Diperkirakan sekitar 20.000 karyawan kantor akan bekerja di dalam gedung perkantoran dan 3500 orang penghuni perumahan di protek TA yang baru tersebut.
Lalu antara 25-30 juta orang per tahun diperkirakan akan mengunjungi daerah protek TA tersebut untuk berbagai macam hal, mulai berobat, bermain, santai, makan, berolahraga dan sebagainya.
"Tentu saja akan dibuat dengan anti gempa dan diperlengkapi dengan berbagai infrastruktur darurat seperti pasokan listrik yang cukup apabila terjadi bencana alam dan tempat perlindungan atau pengungsian yang cukup bagi warganya," tambahnya lagi.
Daerah proyek TA tersebut nantinya diperkirakan akan menjadi satu perkampungan kota yang sangat indah asri tetapi juga semarak dan dipenuhi berbagai kegiatan setiap harinya sehingga selalu dipenuhi banyak kehadiran orang dari berbagai penjuru baik dalam maupun luar negeri.
Proyek TA tersebut akan didesain oleh desainer kenamaan dunia seperti Thomas Heatherwick yang akan menjadikannya proyek TA tersebut sebagai proyek pertama arsitektur tersebut di Jepang.
Demikian pula arsitek dunia Cesar Pelli akan ikut pula membangun proyek TA yang sebelumnya pernah pula mendesain gedung Mori Building di Tokyo.
Tentu desainer atau arsitek lainnya juga bermunculan untuk mendukung proyek raksasa TA tersebut seperti Sou Fujimoto (Jepang), Glenn Pushelberg dan George Yabu (Kanada), Marco Costanzi (Itali), Soo K Chan (Singapura) dan Tyler Brule dari Inggris.