Promosi Pariwisata Bali di TV Jepang: Para Artis Kaget Biaya Kirim Kursi Rotan ke Jepang Rp 14 Juta
Ongkos kirim kursi rotan dari Bali ke Jepang hingga mencapai angka belasan juta rupiah membuat sejumlah artis Jepang terkejut.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ongkos kirim kursi rotan dari Bali ke Jepang hingga mencapai angka belasan juta rupiah membuat sejumlah artis Jepang terkejut.
Diketahui harga satu kursi rotan di Bali 10.000 yen atau setara Rp 1.303.900 (kurs saat ini 1 yen sama dengan Rp 130,39).
Namun ongkos kirimnya 115.000 yen (Rp 14.994.850) menggunakan jasa pesawat udara dan 23.000 yen (Rp 2.998.970) dengan kapal laut.
Hal ini membuat sejumlah artis Jepang sangat kaget. Mereka mengira ongkos kirimnya paling hanya sekitar Rp 2 jutaan hingga Rp 3 jutaan saja.
"Saya kira paling 20.000 yen atau 30.000 yen," kata dua orang anggota grup Summers mengomentari biaya kirim tersebut dalam acara TBS TV "World Summers Resort", Minggu (8/9/2019).
Seorang wartawan Indonesia yang disapa Icha memperkenalkan Bali dari banyak sisi.
Mulai hotel dengan harga satu kamar 57.000 yen semalam, private pool pemandangan laut, pantai Bali yang indah, kafe termasuk kafe zombie yang membuat seorang artis wanita Jepang ketakutan.
"Saya paling gak suka yang ngeri begitu," kata dia.
Ada juga pariwisata malam di Bali yang disebutkan sampai pagi beroperasi, oleh-oleh dari Bali sampai dengan hambatan komunikasi yang dipecahkan dengan bus mini Kura-kura hanya 700 yen seharian keliling Bali dilengkapi wifi dan fasilitas lainnya.
Baca: Beredar Kabar BJ Habibie Wafat, Kondisi RSPAD Tampak Sepi
Baca: Wali Kota Risma Serahkan Kasus Teror Lempar Ular di Asrama Mahasiswa Papua kepada Polisi
Acara tersebut mendapat penghargaan bintang lima atau kategori sangat baik dari para artis Jepang tersebut.
Tidak ketinggalan tiket ke Bali gratis diundi bagi satu pasang penontonya.
Nama Bali memang sangat terkenal di Jepang, bahkan sampai kini masih ada saja orang tak tahu nama Indonesia.
Namun kalau disebut Pulau Bali (Barito) pasti semua orang Jepang tahu dan pernah mendengarnya serta citra positif yang selalu melekat pada pulau tersebut.
Sayangnya sampai kini jumlah wisatawan Jepang masih belum pulih tidak sama dengan jumlah yang hadir sebelum bom Bali tahun 2002 dan 2005 di mana saat itu setidaknya 650.000 wisatawan Jepang per tahun datang ke Bali.
"Tidak apa-apa ya ke Bali?" demikian sering dipertanyakan warga Jepang hingga kini, terutama kalangan dewasa usia 60 tahun ke atas karena masih trauma dengan bom Bali.
Ketika terjadi bom Bali, diketahui 2 orang warga Jepang, suami istri keluarga Suzuki meninggal saat itu.