Menanti Hari Kiamat, Keluarga Ini Memilih Tinggal di Bawah Tanah Selama 9 Tahun Tak Pernah Keluar
Sebuah keluarga di Belanda yang beranggotakan tujuh orang dikabarkan telah tinggal di ruang bawah tanah dan tidak keluar selama sembilan tahun
Editor: Sugiyarto
Demi Menanti Hari Kiamat, Satu Keluarga di Belanda Tinggal di Bawah Tanah Selama 9 Tahun
TRIBUNNEWS.COM, RUINERWOLD - Sebuah keluarga di Belanda yang beranggotakan tujuh orang dikabarkan telah tinggal di ruang bawah tanah dan tidak keluar selama sembilan tahun karena menanti datangnya kiamat.
Namun, keberadaan keluarga itu terungkap oleh kepolisian Belanda setelah anak laki-laki tertua dari keluarga itu muncul di bar setempat dalam kondisi lusuh dan tak terawat.
Keberadaan keluarga itu terungkap setelah anak laki-laki tertuanya muncul di sebuah bar di desa Ruinerwold dan memesan bir.
Dia mengatakan kepada pelayan bar bahwa dirinya memerlukan pertolongan, demikian dilansir RTV. Para saksi di dalam bar mengatakan jika pria tersebut terlihat kebingungan.
Menurut laporan media, keluarganya hidup mengasingkan diri karena menunggu kiamat.
"Dia memesan lima gelas bir dan meminumnya. Saya kemudian bercakap-cakap dengannya dan dia mengungkapkan bahwa dirinya melarikan diri dan memerlukan pertolongan," kata pemilik bar, Chris Westerbeek.
"Rambutnya panjang, janggutnya kotor, mengenakan pakaian lusuh dan terlihat kebingungan. Dia mengatakan dirinya tidak pergi ke sekolah dan tidak pernah ke tukang pangkas rambut selama sembilan tahun."
"Dia mengatakan memiliki saudara pria dan perempuan yang tinggal di lahan pertanian. Dia mengatakan dirinya adalah anak tertua dan ingin mengakhiri cara hidup mereka," tambahnya.
Mereka memanggil polisi dan tak lama para petugas mendatangi rumah pertanian terpencil yang ditunjukkan pemuda itu dan memeriksanya.
Di dalam rumah itu, polisi menemukan sebuah tangga tersembunyi di balik lemari ruang duduk yang membawa mereka ke ruang bawah tanah tempat tinggal keluarga itu.
Ruinerwold adalah sebuah desa dengan penduduk kurang dari 3.000 orang. Lahan pertanian berada di luar desa dan dapat diakses dengan menggunakan jembatan di atas kanal.
Pertanian yang sebagian tertutup pepohonan itu juga memiliki lahan sayur dan seekor kambing.
Seorang tetangga mengatakan kepada media Belanda bahwa dirinya hanya pernah melihat seorang pria di sana dan tidak ada anak-anak.