Menteri Kehakiman Jepang Mengundurkan Diri Gara-gara Sang Istri Terima Kentang dan Jagung
Kawai mengundurkan diri karena melanggar peraturan dengan membagikan kentang dan jagung dengan nilai yang berlebihan kepada kantor istrinya, Anri.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Kehakiman Jepang, Katsuyuki Kawai (56) yang baru terpilih akhir September lalu, Kamis (31/10/2019) pagi ini mengajukan surat mengundurkan diri kepada Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe.
Kawai mengundurkan diri karena melanggar peraturan dengan membagikan kentang dan jagung dengan nilai yang berlebihan kepada kantor istrinya, Anri, yang menang dalam pemilihan anggota parlemen majelis tinggi belum lama ini.
Menteri baru telah ditunjuk yaitu Masako Mori (55) yang akan menjadi Menteri Kehakiman baru mulai hari Kamis (31/10/2019) ini.
Kawai tujuh kali terpilih dari daerah pemilihan Hiroshima No.3 dan terpilih untuk pertama kalinya dalam pemilihan Dewan Perwakilan pada tahun 1996.
Baca: Kekhawatiran Ketua DPR Papua soal Rencana Pemerintah untuk Pemekaran Tanah Papua
Baca: Sempat Gagal Menikah, Rezky Aditya Lakukan Hal Ini agar Yakin Nikahi Citra Kirana: Ibarat Kata Gitu
Kawai pernah enjabat sebagai Wakil Menteri Kehakiman, Ketua Dewan Urusan Luar Negeri Dewan Perwakilan Rakyat, serta melayani sebagai asisten perdana menteri dan asisten diplomatik khusus untuk Partai Demokrat Liberal untuk mendukung diplomasi Perdana Menteri Abe.
Minggu lalu Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri (METI) Jepang, Isshu Sugawara juga mengundurkan diri karena menerima melon dan kepiting.
Kini dua menteri lainnya juga mendapat sorotan publik karena dianggap kurang hati-hati dalam berbicara yaitu Menteri Pendidikan Koichi Hagiuda dan Menteri Pertahanan Taro Kono.
Pihak oposisi Jepang menekankan kedua menteri untuk mengundurkan diri pula gara-gara ucapannya menyinggung masyarakat.
Hagiura dianggap merendahkan keluarga miskin karena menyarankan orang kaya mengambil bimbingan belajar khusus bahasa Inggris, dan Kono dianggap menyindir korban topan dengan menyebut dirinya The Rain Man mengirimkan pasukan bela diri Jepang (SDF) ke lokasi bencana alam.