Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tiga Orang Indonesia Berpartisipasi ke Dalam AEA di Jepang

Rumput laut telah menjadi komoditas berharga untuk mendukung perekonomian wilayah pesisir.

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Tiga Orang Indonesia Berpartisipasi ke Dalam AEA di Jepang
Ist
Para peserta AEA dari Indonesia masing-masing dari kiri ke kanan: Achsania Hendratmi (PT Inobi) , Dr. Ir. Lukito Hasta P, M.Sc dan Andi Hamim Zaidan (PT Inobi) 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -  Tiga warga Indonesia dari PT INOBI (Inovasi Bioproduk Indonesia)  menghadiri  Asian Entrepreneurship Award (AEA)  di kashiwa Chiba Jepang sejak Rabu hingga Jumat ini (1/11/2019).

 "Tiga orang itu masing-masing Andi Hamim Zaidan  (PT Inobi),  saya, Achsania Hendratmi (PT Inobi) dan Dr. Ir. Lukito Hasta P, M.Sc mewakili Kemenristek Dikti," papar Achsania kepada Tribunnews.com Jumat ini (1/11/2019).

PT Inobi mempresentasikan rumput laut di acara tersebut yang dihadiri dari berbagai negara selain Indonesia, juga Singapura, Malaysia, Taiwan, Thailand, Australia, Korea Selatan, Filipina, Vietnam, India, Selandia Baru, Rusia dan tentu saja Jepang sebagai tuan rumah.

Rumput laut telah menjadi komoditas berharga untuk mendukung perekonomian wilayah pesisir.

Indonesia, umumnya dikenal sebagai negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, memiliki potensi yang sangat besar. Kombinasi aspek klimatologis dan ekologi menyediakan lingkungan yang sempurna untuk budidaya rumput laut.

Menurut PT Inobi, Indonesia menghasilkan 16,2 juta ton rumput laut pada tahun 2018 dan memiliki potensi 12,2 juta ha untuk budidaya rumput laut.

BERITA REKOMENDASI

Fakta-fakta ini membuat tanaman menjadi salah satu komoditas laut terkemuka Indonesia di pasar global hingga saat ini. Saat ini, Indonesia adalah negara penghasil rumput laut terbaik kedua di dunia setelah Chili.

 Produksi rumput laut Indonesia pada 2010 mencapai 3,082 juta ton, melebihi target yang ditetapkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sebesar 2,574 juta ton.

 Peningkatan lebih lanjut dalam produksi 3,504 juta ton pada 2011, 5,1 juta ton pada 2012, 7,5 juta ton pada 2013. Indonesia adalah eksportir Eucheuma cottonii terbesar di dunia, menyumbang lebih dari 70% dari total volume ekspor dunia.

Kapsul Keras adalah persiapan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut, tangki terbuat dari gelatin.

 Gelatin adalah produk hidrolisis dari kolagen yang berasal dari kulit, jaringan, dan tulang hewan yang biasa digunakan, yaitu dari tulang sapi atau tulang kerbau dan babi.


 Produk kapsul keras dari rumput laut adalah alternatif untuk kapsul gelatin, penting bagi Muslim, Yahudi, Hindu, vegetarian, dan lain-lain dengan alasan diet.

Peningkatan kapsul nabati, bukan produk hewani dan turunannya menunjukkan perubahan gaya hidup karena meningkatkan kesadaran dan pergeseran nilai hidup sehat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas