Tragedi 39 Orang Tewas dalam Truk Kontainer, Seorang Korban Kirim Pesan 'Tak Bisa Nafas' ke Ibunya
Pesan Terakhir dari 1 di Antara 39 Korban yang Ditemukan Meninggal Dunia dalam Truk Kontrainer di Inggris: Maaf Ibu, Aku Tidak Bisa Bernafas
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
Pesan Terakhir dari 1 di Antara 39 Korban yang Ditemukan Meninggal Dunia dalam Truk Kontrainer di Inggris: Maaf Ibu, Aku Tidak Bisa Bernafas
TRIBUNNEWS.COM - Gadis asal Vietnam bernama Pham Thi Tra My mengirim pesan pada ibunya, berkata ia tak bisa bernafas.
39 orang yang ditemukan meninggal dunia di dalam truk kontainer di Inggris pada pada Rabu (23/10/2019) lalu, awalnya diidentifikasi sebagai warga negara Tiongkok.
Namun terungkap kemudian bahwa ke-39 korban adalah warga Vietnam yang memakai passport illegal.
Dilansir South China Morning Post, Pham Thi Tra My (26) mengirim pesan pada ibunya berkata ia tidak bisa bernafas saat ia berada di dalam truk dengan rute Belgia-Inggris.
Hoa Nghiem dari Human Rights Space, jaringan sipil yang berbasis di Vietnam berkata lewat Twitter:
"Diberitahu dalam berita 39 orang yang ditemukan meninggal dunia dalam truk adalah warga Tiongkok, tapi keluarga Tra mencoba memverifikasi apakah putri mereka ada di antara para korban tersebut karena keluarga menerima SMS 'perpisahan' di waktu yang sama dengan pemberitaan," ungkapnya.
Hoa Nghiem mengunggah screenshot pesan dari Tra pada ibunya.
Pesan itu dikirim jam 4.28 pagi waktu Vietnam atau sekitar jam 10.28 malam di Inggris, Rabu (23/10/2019).
"Aku minta maaf ibu. Jalanku ke luar negeri tidak berhasil. Ibu, aku sangat mencintaimu! Aku mau mati karena aku tidak bisa bernafas. Aku dari Nghen, Can Loc, Ha Tinh, Vietnam. Aku minta maaf ibu," begitu bunyi pesan Pham Thi Tra My pada ibunya.
Jasad 39 korban tersebut ditemukan dalam truk kontainer di Essex, London, 4 jam kemudian.
Truk itu baru tiba di Inggris sekitar satu setengah jam sebelumnya.
Di Vietnam, keluarga menanggapi pemberitaan tragedi truk kontainer ini lewat media sosial.
Mereka juga menghubungi duta besar Vietnam di Inggris untuk meminta bantuan.