Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hajime Satomi, Raja Narkoba Pemasok Dana Tentara Kekaisaran Jepang Saat Perang Dunia

Hajime menjual opium yang cukup banyak sehingga hampir menyamai anggaran tahunan pemerintah boneka Tokyo dengan nilai 300 juta yuan tahun 1941.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Hajime Satomi, Raja Narkoba Pemasok Dana Tentara Kekaisaran Jepang Saat Perang Dunia
Istimewa
Hajime Satomi, pengusaha Jepang yang dijuluki Raja Narkoba, memasok uang untuk tentara kekaisaran Jepang saat Perang Dunia. 

Memo seperti pada gambar di sini menyambungkan hubungan langsung pemerintah Kekaisaran di Tokyo dan organisasi opium Satomi, kata Motohiro Kobayashi, seorang profesor di Universitas Studi Internasional dan Informasi Niigata yang juga seorang ahli pengamat perdagangan opium Jepang di China.

Dalam memo itu, Satomi berjanji untuk "mengelola dan berinvestasi bagi kepentingan masa depan pemerintah Kekaisaran Jepang."

"Sekarang jelas bahwa Hung Chi Shan Tang adalah organisasi yang semata-mata bekerja demi pemerintah Jepang di Tokyo," kata Kobayashi.

Oikawa dari Dewan Urusan Cina, yang dipanggil untuk memberikan kesaksian di Pengadilan Militer Internasional pascaperang untuk Timur Jauh di Tokyo, membantah ada hubungan dengan bisnis opium Satomi.

"Selama berada di kantor, saya tidak memiliki hubungan apa pun dengannya," kata Oikawa di sidang pengadilan tersebut.

Tetapi memorandum itu menunjukkan kesaksian Oikawa adalah "kebohongan yang lengkap," kata penulis Shinichi Sano, yang pada tahun 2005 menerbitkan buku "Raja Opium," yang melacak kehidupan Satomi, seorang mantan wartawan surat kabar dengan nama alias China adalah Li Ming.

"Dokumen itu adalah bukti yang tidak dapat disangkal (menghubungkan Satomi ke Oikawa)," kata Sano.

Baca: Konbini di Jepang Tak Lagi Beroperasi 24 Jam Per Hari, FamilyMart Berikan Insentif Bulanan

Baca: 5 Potret Foto Prewedding Boy William & Karen Vendela, Penuh Romantis dengan Tema Hitam & Putih

BERITA TERKAIT

Dokumen itu juga mengungkapkan kebohongan lain yang tampak dalam kesaksian pengadilan Satomi.

Untuk pengadilan kejahatan perang Tokyo, Satomi ditangkap sebagai tersangka penjahat perang Kelas-A tetapi, karena alasan yang tidak diketahui, tidak dituntut.

Dia kemudian dibebaskan dan meninggal pada tahun 1965 karena gagal jantung pada usia 69.

Selama pengadilan Tokyo, Satomi dipanggil sebagai saksi.

Dia mengaku memiliki transaksi opium tetapi membantah Hung Chi Shan Tang berurusan dengan morfin atau heroin, turunan opium yang banyak diperdagangkan oleh warga negara Jepang di China.

Morfin dan heroin jauh lebih beracun dan membuat kecanduan daripada opium.

Tetapi temuan terakhir menunjukkan bahwa Hung Chi Shan Tang memiliki 999 kg morfin buatan Manchukuo, di samping 277 kg kokain yang diproses oleh pemerintah kolonial Jepang di Taiwan pada 1 Juni 1942.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas