Paus di Hiroshima Jepang: Menggunakan Nuklir untuk Perang adalah Kejahatan di Zaman Modern
Paus Fransiskus dengan tegas menegur semua orang yang terlibat dalam persenjataan nuklir di dunia jika menggunakan nuklir untuk perang.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Paus Fransiskus dengan tegas menegur semua orang yang terlibat dalam persenjataan nuklir di dunia jika menggunakan nuklir untuk perang.
Bahkan Paus Fransiskus menyebut mereka sebagai suatu kejahatan.
Berikut adalah pidato lengkap Paus di Taman Perdamaian Hiroshima, Minggu (24/11/2019).
"Biarlah ada damai sejahtera di dalam kamu" (Mazmur 122: 8). Dari tempat ini, kami memandang Anda, Dewa belas kasih, Penguasa Sejarah.
Dari tempat ini di mana kematian dan kehidupan, runtuh dan kelahiran kembali, penderitaan dan belas kasihan menyeberang.
Baca: Angin Kencang, Topi Paus Fransiskus Terpaksa Dilepas Saat Tiba di Jepang
Baca: Menteri Retno Hadiri Pertemuan Menlu G-20, Dorong Paradigma Perdagangan Win-Win Bukan Zero Sum
Di sini, banyak orang memiliki impian dan harapan mereka terhapus tanpa jejak oleh kilatan cahaya dan api, hanya menyisakan bayangan dan keheningan.
Dalam sekejap, semuanya tertelan oleh lubang hitam kehancuran dan kematian. Dari keheningan kesunyian, jeritan luar biasa almarhum masih bisa terdengar.
Ada orang-orang dari tempat yang berbeda, masing-masing dengan nama mereka sendiri, dan beberapa dari mereka berbicara bahasa yang berbeda.
Mereka semua terhubung pada saat yang mengerikan ini dengan nasib yang sama.
Momen itu selamanya terukir tidak hanya pada sejarah negara ini tetapi juga di wajah umat manusia.
Ingat semua korban di tempat ini. Juga, di hadapan mereka yang selamat pada waktu itu, saya ingin mengungkapkan rasa hormat saya yang dalam terhadap kekuatan dan kebanggaan kepada mereka.
Untuk waktu yang lama setelah itu, mereka telah mengalami tanda-tanda kematian yang melanda rasa sakit yang intens dari tubuh dan kekuatan untuk hidup di dalam hati.
Saya merasa bahwa saya harus mengunjungi tempat ini sebagai peziarah perdamaian.