Karakter Lukisan Bali Indonesia Ternyata Sangat Disukai Warga Jepang
Selain lukisan Made juga dipamerkan lukisan Grace Tjondronimpuno yang berasal dari Magelang
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dua pelukis Indonesia ikut serta ke dalam pameran pertukaran seni internasional ke-19 di Tokyo bersama puluhan negara pelukis internasional lainnya. Ternyata lukisan gaya Bali sangat disukai warga Jepang.
“Saya senang sekali bisa pameran di Tokyo berharap next bisa visit ke sana, meskipun sekarangbaru karya saya dan Isteri saja,” ungkap pelukis I Made Arya Dwita Dedok (48) khusus kepada Tribunnews.com sore ini (28/11/2019).
Senang luar biasa bisa berpameran meskipun belum pernah ke Jepang sekalipun.
“Pokoke semangat berkarya dan bisa berkembang tidak seperti seniman katak dalam tempurung,” ungkap ayah dari dua anak yang berdomisili di Magelang saat ini.
Selain lukisan Made juga dipamerkan lukisan Grace Tjondronimpuno yang berasal dari Magelang.
Sebelumnya Made juga pernah berpameran di China dan juga datang ke tempat lukisan di China berkat bantuan temannya.
“Lain kali semoga berkesempatan mampir ke Jepang ya. Semangat kerja keras setelah lukisan saya dipamerkan di Tokyo,” ungkapnya lagi.
Lukisan Made sesuai dengan orangnya yang berasal dari Bali memang kental dengan corak Bali dan sangat disukai oleh orang Jepang pula. Lukisan ukuran 100 cm x 80 cm akrilik tersebut berjudul Kebahagiaan.
“Melukiskan tentang kebahagian bersinar dan bersama menuju kehangatan dan kemesraan bahagia. Matahari bersinar penuh kehangatan dan tetep semangat. Gambar Barong Bangkal dan Macan,” jelas Made lagi.
Seorang pecinta lukisan wanita Jepang yang sedang menikmati lukisan Made mengomentari, “Bagus sekali lukisan ini. Saya kalau lihat ini jadi ingin sekali ke Bali yang saya dengar memang cantik sekali,” papar Ayako Kitamura kepada Tribunnews.com tadi (28/11/2019).
Made kelahiran Denpasar 10 Juni 1971, Made menyelesaikan pendidikan di Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Penghargaan karya lukisnya mulai tahun 2003 saat menjadi Finalis di Printmaking Indonesia Triennale, Bentara Budaya, Jakarta.
Lalu tahun 2004 dengan karyanya Lifting Up the World with Oneness - Heart Honouring Individuals of Inspiration and Dedication, Sri Chinmoy, Bali, Indonesia