Yenny Wahid: Agama Punya Kekuatan Besar Kendalikan Perubahan Iklim
Yenny Wahid: Agama Punya Kekuatan Besar Kendalikan Perubahan Iklim. NU dan Muhammadiyah.
Editor: Rachmat Hidayat
“Pemimpin keagamaan bisa menyebarkan dakwah baru tentang ancaman perubahan iklim,” katanya.
Baca: Dukungan Inggris untuk Indonesia Terkait Target Penurunan Emisi Nasional
Berbagai agama di dunia sesungguhnya mengajarkan tentang perlunya menjaga lingkungan hidup. Dalam ajaran Islam, imbuhnya, ada konsep manusia sebagai khilafah- khilafah yang harus mengambil kepemimpinan dalam menjaga bumi.
Dalam agama Sikh, konsep tersebut juga ada dan harus dilakukan oleh semua pengikutnya.
Saat ini sudah banyak aksi nyata yang dilakukan oleh kelompok umat beragama. Yenny mencontohkan saat menghadiri pertemuan ulama-ulama di Oman dibahas tentang fikih (hukum Islam) penghematan air.
Baca: Wamen Alue Dohong Pastikan Komitmen Jokowi di Forum Perubahan Iklim Madrid, Spanyol
Dia menuturkan, banyak juga sinagog yang kini menerapkan penghematan energi dan memanfaatkan energi bersih.
Sementara gereja-gereja, banyak yang berinvestasi pada proyek yang berdampak pada pengendalian perubahan iklim.
Menurutnya, fenomena keterlibatan kelompok beragama dalam pengendalian perubahan iklim juga terjadi di Indonesia.
Dua organisasi umat Islam terbesar di Indonesia telah menjalin kerjasama dengan KLHK. Kedua organisasi tersebut, Nahdatul Ulama dan Muhammadiyah kerap melakukan aksi yang bermanfaat bagi lingkungan hidup.
Menanam mangrove, mendaur ulang sampah, dan tidak menggunakan plastik sekali pakai.
Yenny berharap peran seperti itu bisa terus diperkuat.
Baca: Secangkir Kopi Hangat dan Diplomasi Bambu di Paviliun Indonesia
“Kita beruntung kerja sama antara pemerintah dan organisasi kemasyarakat an di Indonesia erat ,” kata Yenny.
Ditempat yang sama, Nana Firman, Koordinator Muslim Green Faith di Amerika, saat membuka sesi Interfaith di Paviliun Indonesia dalam ajang ini menyatakan, perubahan iklim tidak melulu menyangkut perubahan temperatur.
Yang lebih penting lagi, menyangkut perubahan sistem kepercayaan dan sikap sosial dalam merawat bumi dan sumberdaya alam.
Agama berpotensi menggerakkan umat manusia untuk mengendalikan perubahan iklim. "Hal itu dibuktikan melalui sejumlah aksi nyata di berbagai belahan dunia," ujarnya.