Dua Guru SMP Negeri di Oita Jepang Dipecat Gara-gara Tosatsu dan Pelecehan Seksual terhadap Siswinya
Dua guru SMP Negeri di Oita Jepang dipecat setelah ketahuan melakukan tindakan asusila terhadap muridnya sendiri.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Salah satu SMP Negeri Oita di selatan Jepang mendapat sorotan masyarakat luas. Dua gurunya, usia 50 tahunan dan 30 tahunan, melakukan tindakan asusila terhadap muridnya sendiri.
"Kami mohon maaf sedalamnya atas kasus ini yang sangat memalukan dan akan berusaha melakukan tindakan disiplin yang lebih ketat lagi agar tidak terulang kembali," kata pimpinan Dinas Pendidikan Oita meminta maaf di hadapan wartawan, Senin (23/12/2019) sore.
Kedua guru itu telah diberhentikan karena terbukti melakukan tindakan asusila di sekolahnya.
Seorang guru pria berusia 50 tahun melakukan tosatsu, yaitu menggunakan telepon pintar untuk mengintip rok siswa perempuan selama kelasnya berlangsung.
Caranya dengan menjepitkan ponsel tersebut ke sandal jepitnya, lalu merekamnya dari bawah rok setiap siswi pada bulan November lalu.
Sedangkan seorang guru pria berusia 20 tahun di SMP yang sama melakukan perilaku cabul.
September melalui chatting media sosialnya mengajak kencan muridnya, lalu dilakukannya Oktober 2019.
Seseorang yang mengetahui hal tersebut kemudian melaporkan kepada Dinas Pendidikan Oita pada awal November 2019.
Kedua guru mengakui perbuatan yang dilakukannya.
Guru 50 tahun itu berkata bahwa dia meletakkan smartphone-nya di sandal dengan jari-jari kaki dan merekam kameranya dari jari-jari kaki ke bagian rok bawah siswi.
Baca: Kaleidoskop 2019, Selain Syahrini, 7 Artis Ini Juga Dinikahi Konglomerat, Ada yang Tuai Kontroversi
Baca: Curi Perhatian, Intip Penampilan Menhan Prabowo saat Kunjungan ke Jepang, Tampil Beda!
Dalam pengakuannya, ternyata guru 50 tahun tersebut juga ,elakukan hal serupa beberapa tahun lalu.
Selain itu, seorang guru pria berusia dua puluh tahunan yang bekerja di sekolah menengah pertama yang sama, ternyata telah melakukan pencabulan di luar sekolah beberapa kali dengan seorang siswi pada bulan Oktober.
"Saya menjadi akrab dengan siswa setelah berinteraksi dengan chatting internet dengan gadis tersebut," demikian pengakuan guru tersebut.
Dewan Pendidikan Perfektur Oita memutuskan mendisiplinkan dan memberhentikan kedua guru tersebut pada tanggal 23 Desember lalu.
Nama sekolah tempat keduanya bekerja tidak diungkapkan.
Pada konferensi pers kemarin, Toshio Hokatsu, Wakil Kepala Pendidikan Dewan Pendidikan Perfektur Oita mengungkapkan penyesalannya atas kejadian tersebut.
"Kami meminta maaf kepada siswa, orang tua, dan warga perfektur yang terkena dampak atas perilaku mereka yang benar-benar tidak dapat diterima," ujarnya meminta maaf.
Kasus lain, pada bulan Juli 2019, seorang guru pria lainnya berusia 30 tahun di sebuah sekolah SMA negeri Oita juga telah dipecat karena melakukan pelecehan seksual di sekolah saat melakukan praktik riset di laboratorium sekolah.
Bagi penggemar Jepang dapat ikut diskusi dan info terakhir dari WAG Pecinta Jepang. Email nama lengkap dan nomor whatsapp ke: info@jepang.com