Iran-Amerika Memanas, SBY Ungkap Kecemasan, Serukan Pemimpin Dunia dan PBB Tak Lakukan Pembiaran
Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY merespons panasnya hubungan Iran dan Amerika Serikat. Ia menyerukan pemimpin dunia dan PBB untuk tak membiarkan.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
Sementara itu, panasnya hubungan Iran dan Amerika Serikat mencuat seusai terbunuhnya Komandan Brigade Quds Garda Revolusi Iran, Qassem Soleimani oleh Amerika Serikat.
Soleimani tewas setelah konvoi mobil yang ditumpanginya dihantam rudal di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Jumat (3/1/2020) lalu.
Baca Juga: Spesifikasi Drone Canggih MQ-9 Milik Amerika Serikat yang Tewaskan Jenderal Iran Qassem Soleimani
Amerika Serikat kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Amerika Serikat melalui Pentagon menyatakan Qassem Soleimani merencanakan serangan terhadap warga Negeri Paman Sam.
Bendera Merah
Sementara itu, Iran merespons kejadian tersebut dengan mengibarkan bendera merah di atas Masjid Jamkaran, di Kota Suci Syiah Qom, Iran.
Pengibaran bendera tersebut disiarkan secara langsung atau live di stasiun-stasiun televisi.
Diketahui ini merupakan pertama kali sepanjang sejarah, bendera merah dikibarkan di atas Masjid Jamkaran.
Arti Pengibaran Bendera Merah
Dilansir Kompas.com dari The Times of India, bendera merah Iran berarti panggilan untuk melakukan pembalasan terhadap kematian Soleimani.
Bendera merah dalam tradisi Syiah melambangkan darah yang tumpah secara tidak adil dan sebagai panggilan untuk membalas seseorang yang terbunuh.
Konon, bendera merah dikibarkan di tempat suci Imam Hussain di Karbala setelah kematiannya dalam Pertempuran Karbala (680 M).
Sejak saat itu bendera tersebut belum diturunkan sampai sekarang.
Sejalan dengan tradisi Syiah, bendera itu hanya akan diturunkan begitu kematian Imam Hussain dibalas.
Sementara saat ini, pengibaran bendera merah menggarisbawahi keseriusan seruan Iran untuk membalas kematian Soleimani.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Kompas.com/Mela Arnani)