Misi Balas Dendam, Iran Tunjukkan Video Roket Diluncurkan ke Pangkalan AS di Irak, Trump Memantau !
Pangkalan militer AS di Ain Al Asad, Provinsi Anbar, Irak dihujani puluhan roket, Rabu (8/1/2020) dini hari waktu setempat. Donald Trump memantau !
Penulis: Siti Nurjannah Wulandari
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Pemerintah Iran menawarkan hadiah 80 juta dolar Amerika (Rp 1,1 triliun) untuk kepala Donald Trump.
Setiap dolar dari total imbalan yang ditawarkan didapat dari per kepala warga Iran
"Iran memiliki 80 juta penduduk. Berdasarkan populasi Iran, kami ingin mengumpulkan 80 juta dolar Amerika untuk hadiah bagi mereka yang bisa membawa kepala Presiden Trump," bunyi pengumuman seperti dilansir en24.
Menyusul reaksi kemarahan Iran, Presiden Trump mengekuarkan serangkaian ancaman serangan lebih kuat ke 52 sasaran penting di Iran, termasuk situs warisan budaya dunia.
Menlu, Mike Pompeo dalam pernyataan terbarunya menegaskan, keputusan AS melenyapkan Qassem Soleimani memiliki dasar kuat.
Meski begitu, kalangan Kongres AS menyatakan, Trump tidak melalui proses konstitusional, meminta persetujuan Kongres atas keputusan eksekutifnya membunuh Qassem.
Iran Tawarkan Hadiah Rp 1,1 Triliun untuk Kepala Donald Trump
Pasca-tewasnya Komandan Pasukan Quds, Qasem Soleimani, pemerintah Iran menawarkan hadiah 80 juta dolar Amerika (Rp 1,1 triliun) untuk kepala Donald Trump.
Diketahui, Qasem Soleimani tewas pada Jumat (3/1/2020) dini hari waktu setempat di Bandara Internasional Baghdad, Irak karena serangan Amerika Serikat.
Terkait hal itu, siaran resmi pemerintah Iran mengatakan hadiah puluhan juta dolar akan diberikan kepada siapapun yang membunuh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Setiap dolar dari total imbalan yang ditawarkan didapat dari per kepala warga Iran
"Iran memiliki 80 juta penduduk. Berdasarkan populasi Iran, kami ingin mengumpulkan 80 juta dolar Amerika untuk hadiah bagi mereka yang bisa membawa kepala Presiden Trump," bunyi pengumuman seperti dilansir en24.
Tak hanya itu, Iran juga menargetkan Gedung Putih untuk balas dendam terkait serangan Amerika yang menewaskan Qasem Soleimani.
Dikutip Tribunnews dari Daily Mirror, hal itu diungkapkan anggota parlemen Iran, Abolfazl Aboutorabi pada Minggu (5/1/2020).