Kecelakaan Pesawat Ukraina di Iran, Presiden Hassan Rouhani Bersumpah Menuntut Pihak yang Bersalah
Presiden Iran Hassan Rouhani bersumpah menuntut pihak yang bersalah dalam insiden kecelakaan pesawat Ukraina di Iran.
Penulis: Miftah Salis
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Iran akhirnya mengakui telah menembak pesawat Ukraina secara tak sengaja pada Rabu (8/1/2020) pagi.
Atas insiden tersebut, Presiden Iran Hassan Rouhani bersumpah menuntut pihak yang bersalah.
Hassan Rouhani juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para korban.
Untuk diketahui, pada Rabu (8/1/2020) pesawat Boeing 737-800 Ukraian mengalam indisen kecelakaan di dekat Teheran, Iran.
Pesawat Ukraina tersebut membawa 167 penumpang dan 9 kru.
Kecelakaan terjadi tak lama setelah lepas landas dari Bandara Imam Khomeini di Teheran.
Sebelumnya, sempat beredar video amatir yang diduga merupakan detik-detik rudal menghantam pesawat Ukraine Airlines.
Pejabat intelejen AS juga sempat menyebut bahwa Iran merupakan otak di balik insiden kecelakaan tersebut.
Mengutip dari CNN.com, pada Kamis (9/1/2020), AS membuat analisis mengenai penyebab pesawat Ukraine Airlines jatuh.
AS menduga, Iran secara tak sengaja menembakkan pesawat Ukraine Airlines dengan rudal.
Menanggapi pernyataan Amerika, Iran akhirnya buka suara pada Jumat (10/1/2020).
Iran meminta AS untuk menunggu hasil investigasi penyebab kecelakaan.
Iran juga menyebut, AS melakukan kebohongan besar.
"Tidak akan ada yang memikul tanggung jawab atas kebohongan besar begitu diketahui, klaim itu adalah penipuan," ujar juru bicara pemerintah Ali Rabiei dalam sebuah pernyataan, menurut tayangan Press TV milik pemerintah.