UPDATE Wabah Virus Corona: 17 Korban Meninggal, 571 Orang Terinfeksi, Meluas hingga Amerika Serikat
Berikut kabar terbaru wabah virus Corona: 17 korban meninggal, 571 orang terinfeksi, dan menyebar hingga ke Amerika Serikat.
Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Komisi Kesehatan China telah mengungkapkan rincian korban persebaran virus Corona, Kamis (23/01/2020) pagi.
Sebanyak 17 orang meninggal akibat wabah tersebut.
17 orang terdiri dari 13 pria dan 4 wanita.
Semua korban meninggal di Provinsi Hubei, Wuhan.
Sebagian besar korban adalah pria dewasa yang memiliki risiko kesehatan sebelumnya.
Korban pertama, yakni pria berusia 61 tahun.
Dilansir New York Times, dia berobat ke rumah sakit di Wuhan pada 27 Desember 2019 karena gejala demam dan batuk.
Karena kondisinya memburuk, ia dipindahkan ke rumah sakit lain.
Pria tersebut mendapatkan perawatan tambahan untuk mengoksigenasi darah.
Namun, korban tak terselamatkan dan meninggal pada 9 Januari 2020 lalu.
Korban tertua diidentifikasi merupakan dua pria berusia 89 tahun.
Mereka meninggal pada Sabtu (18/01/2020) dan Minggu (19/01/2020).
Korban termuda adalah seorang wanita berusia 48 tahun.
Wanita bernama belakang Yin itu meninggal pada Senin (20/01/2020).
Para korban meninggal wabah virus Corona telah terdeteksi memiliki risiko penyakit yang telah dimiliki sebelumnya, seperti sirosis, hipertensi, diabetes, dan penyakit Parkinson.
Sementara itu, berdasarkan laporan terbaru, 571 orang telah terinfeksi Virus Korona.
Korban terinfeksi tak hanya berpusat di Wuhan, China.
Persebaran virus Coronas juga menjangkit warga beberapa negara di Asia, yakni Taiwan, Jepang, Thailang, dan Korea Selatan.
Bahkan, Amerika Serikat juga turut menjadi korban terinfeksi.
Baca: Kepanikan Terjadi di Keramaian Kota di Hong Kong saat Seorang Wanita Diduga Terinfeksi Virus Corona
Baca: Moeldoko Pastikan Virus Corona Belum Masuk Indonesia
Kota Wuhan Ditutup Sementara
Pihak otoritas China mengambil tindakan atas penyebaran virus Corona yang semakin meluas.
Kota Wuhan, China, resmi ditutup sementara pada Kamis (23/01/2020).
Penutupan kota diumumkan pada Kamis pukul 2 pagi waktu setempat.
Sementara itu, pengumuman ke seluruh dunia diumumkan pada pukul 10 pagi.
Pemerintah mengatakan akan menutup bandara dan stasiun kereta api Wuhan.
Alhasil, rencana perjalanan warga terganggu, terutama bagi yang akan merayakan Tahun Baru Imlek.
Beberapa warga pun memutuskan untuk melarikan diri dari kota.
Dilansir Cina Caizin, warga tampak mengangkut barang-barang mereka ke stasiun kereta api sebelum penutupan kota berlaku, pada Kamis (23/01/2020) dini hari.
Mereka juga mengatakan akan membeli tiket untuk tujuan mana pun, selama mereka bisa meninggalkan Wuhan.
Namun, ada yang tak beruntung mendapatkan tiket pulang, seperti Han Zhen dan Wang Mengkai.
"Kami sedang berusaha mencari tahu bagaimana kami bisa pulang. Jika kita tidak bisa pergi dengan kereta, kita akan mencoba naik taksi," kata Han.
"Ini Tahun Baru Imlek, kita seharusnya pulang," imbuhnya.
Sementara itu, gambaran lengkap mengenai coronavirus masih belum diketahui.
Namun, para ahli medis menemukan beberapa ciri bahwa penyakit tersebut tidak membunuh orang usia muda dan sehat.
"Mayoritas kasus yang fatal ada pada lansia dan atau memiliki penyakit kronis, yang akan meningkatkan kerentanan mereka terhadap penyakit menular," terang Dr. W. Ian Lipkin, ahli epidemiologi di Mailman School of Public Health di Columbia University, New York.
Meskipun begitu, wabah ini menciptakan momok baru bagi warga setempat setelah kota resmi ditutup.
Kasus ini mengingatkan pada epidemi SARS di China yang terjadi pada 2002-2003 silam.
Virus tersebut membunuh lebih dari 800 orang di seluruh dunia.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)