Capai 2000 Kasus, Dahsyatnya Wabah Virus Corona di Berbagai Negara
Data dari NHC China menunjukkan melonjaknya kasus virus corona hingga menyentuh angka 2000 kasus di berbagai negara.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Data dari NHC China menunjukkan melonjaknya kasus virus corona hingga menyentuh angka 2000 kasus di berbagai negara.
Selain daratan China, negara-negara tersebut diantaranya Amerika Selatan, Amerika Utara, Eropa, sebagian wilayah Asia dan Australia.
Sebanyak 56 orang dari 2000 kasus tersebut meninggal di China.
Sedangkan tercatat pada data NHC, di China, sudah ada 1975 kasus mewabahnya virus corona.
Dahsyatnya wabah corona ini menyebabkan pemerintah China memutus jalur transportasi ke kota Wuhan dan mengisolasinya.
Semua akses publik ditutup dan transportasi kota dihentikan.
Semua penerbangan juga telah ditangguhkan.
Pemerintah setempat mewajibkan warga untuk menggunakan masker serta sarung tangan sebagai pencegahan penyebaran virus tersebut.
Sampai saat ini pemerintah China belum bisa memastikan sampai kapan penyegelan ini terjadi.
Video Korban Berjatuhan di Jalanan China
Beberapa waktu lalu tersebar sebuah video yang memperlihatkan mayat diduga korban virus corona terbaring di selasar rumah sakit China dikutip dari Kompas.com.
Di video tersebut tampak para perawat dan pengunjung melangkahi jenazah yang ditutup kain putih.
Sementara staf rumah sakit nampak mengenakan pakaian lengkap, dengan calon pasien menunggu mendapat kamar sembari mengenakan masker.
Ada juga rekaman yang menunjukkan orang-orang bergelimpangan di jalan, rumah sakit maupun klinik.
Rumah sakit di Wuhan menerima ratusan kasus baru setiap hari.
Saking banyaknya pasien, tim medis sampai kehabisan masker, goggle dan pakaian pelindung.
Menganggulangi hal ini, pemerintah China mengirimkan tenaga medis tambahan dan relawan sosial untuk membantu penduduk lokal.
Sebanyak 450 tenaga medis militer dikirim pemerintah ke Provinsi Huabei Xinhua, China.
Sejumlah staf ini merupakan tenaga medis pilihan yang sudah memiliki banyak jam terbang.
Selain itu mereka terlatih mengalami bencana epidemik seperti SARS atau Ebola.
Pengiriman tenaga medis ini dimaksudkan untuk meringankan beban tim medis setempat.
Mereka dikabarkan kewalahan dan nyaris kelaparan tiap hari karena merawat pasien yang membludak.
Jepang dan Korea Selatan Konfirmasi Korban Wabah Corona
Dilansir dari South China Morning Post, otoritas kesehatan Jepang mengatakan seorang pria (40) yang berasal dari Wuhan, kini kondisinya telah stabil.
Pria tersebut saat ini berada di rumah sakit di Tokyo setelah sebelumnya didiagnosa potitif terjangkit virus corona.
Sepekan sebelumnya seorang pria (30) dari Perfektur Kanagawa, diketahui juga positif terpapar virus corona setelah kembali dari liburannya ke Wuhan.
Dia mengalami demam sesaat setelah kembali dari perjalanannya.
Otoritas Luar Negeri Jepang mengimbau masyarakat agar tidak bepergian ke China selama penyebaran virus masih terjadi.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menginstruksikan untuk memperketat pengawasan di perbatasan.
Selain itu juga menambah jumlah fasilitas laboratorium untuk mengecek kemungkinan adanya virus tersebut.
Hal serupa juga terjadi di Korea Selatan.
Kementerian Kesehatan Korsel mengonfirmasi adanya kasus kedua virus corona.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe menginstruksikan untuk memperketat pengawasan di perbatasan.
Selain itu juga menambah jumlah fasilitas laboratorium untuk mengecek kemungkinan adanya virus tersebut.
Hal serupa juga terjadi di Korea Selatan.
Kementerian Kesehatan Korsel mengonfirmasi adanya kasus kedua virus corona.
Kasus kedua ini dialami seorang pria paruh baya (55) yang bekerja di Wuhan dan kembali ke Korea dengan kondisi terjangkit virus corona.
Kasus pertama di Korea Selatan memakan korban seorang warga negara China.
Singapura juga telah mengumumkan adanya tiga korban akibat virus yang berasal dari daratan China ini.
Ketiga pasien ini diketahui berasal dari Wuhan, China.
Sampai saat ini, China masih belum bisa mengonfirmasi dengan pasti dari mana asal virus corona tersebut.
Belum ada vaksin yang dapat digunakan untuk menangani yang terinfeksi.
Virus corona yang menyebar sejak akhir tahun lalu dilaporkan telah menjangkiti 10 negara, di mana di China saja, ada lebih dari 800 kasus.
Para ahli menduga bahwa ular menjadi medium penyebaran virus dengan kode lain 2019-nCov tersebut, meski masih harus dilakukan studi lebih mendalam.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani) (Kompas.com/ Ardi Priyatno Utomo)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.