Apakah Wabah Virus Corona Bisa Melambat setelah Wuhan Dikarantina? Sejumlah Ahli Beri Penjelasan
Sejumlah ahli memberikan penjelasan terkait apakah dikarantinya Wuhan bisa memperlambat wabah Virus Corona.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Spesialis penyakit menular asal Hong Kong, Joseph Tsang Kay-yan, juga mengungkapkan hal serupa.
Tsang menyebutkan, dikarantinanya kota Wuhan akan membantu upaya penanggulangan wabah.
Namun, jumlah orang terinfeksi virus corona akan terus bertambah untuk bulan berikutnya.
Ia pun mengatakan, para ahli di Universitas Hong Kong memperkirakan puncak kenaikan jumlah kasus 2019-nCoV akan terjadi sekitar akhir April 2020.
"Para ahli (Universitas Hong Kong) telah memperkirakan puncak kenaikan jumlah kasus akan terjadi sekitar akhir April."
"Saya pikir, jumlah kasus akan terus naik dalam waktu empat hingga delapan minggu ke depan," jelas Tsang.
Lebih lanjut, Tsang pun menilai upaya lockdown yang dilakukan pihak berwenang terhadap Wuhan merupakan hal penting dari perspektif global.
"Karena itu membantu meminimalkan penyebaran kasus di seluruh dunia," imbuhnya.
Berbeda dengan pendapat McIntyre dan Tsang, profesor kesehatan masyarakat Universitas Georgetown di Washington, Lawrence Gostin, menganggap karantina massal di Provinsi Hubei adalah cara paling tidak efektif dan paling buruk.
Menurutnya, mengarantina orang-orang di pusat wabah, hanya akan menyebabkan kontaminasi silang antara keluarga, teman, dan tetangga.
Hal itu, ujar Gostin, hanya akan membuat China kehilangan kepercayaan dari masyarakat.
"Dengan mengurung orang di zona panas (pusat area) padat penularan, akan terjadi kontaminasi silang antara keluarga, teman, dan tetangga."
"Dan China bisa kehilangan kepercayaan dari penduduknya," ungkap Gostin.
"Saya percaya, China harus mengadopsi pengujian, perawatan, isolasi, dan pelacakan kontak (pasien), termasuk ditingkatkannya penyaringan pada penduduk yang meninggalkan Hubei," lanjut dia.