Cerita Mahasiswa Indonesia di China, Santai Ada Virus Corona Tapi Ingin Pulang Juga
Masih banyak WNI yang tinggal di provinsi lain di China. Salah satunya adalah Muhammad Fadly, mahasiswa yang tinggal di Provinsi Guangxi, China.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Kontan penonton yang mendengar pernyataan Fadly pun tertawa.
"Saya merasa aman sebenarnya di sini, atas permintaan orang tua makanya saya pulang."
Orang tua Fadly merasa khawatir dengan keselamatan putranya, sehingga menyuruhnya kembali ke kampung halaman di Makassar.
Disinggung Najwa perihal kebijakan penutupan penerbangan, Fadly menjawab itu hanya untuk penerbangan langsung saja.
"Infonya kan itu penerbangan langsung, kalo yang transit masih belum ditutup."
"Sudah beli tiket rencananya saya transit di Malaysia," ungkap Fadly.
Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto merespon pernyataan Fadly itu sembari bercanda.
"Ya penerbangannya aja nggak ada," ujarnya.
"Kalau ada sampai di sini ya saya observasi dua minggu," jelas Terawan diiringi tawa penonton.
Tidak Pulang Tidak Apa-apa
Ahli Epidemologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif menganjurkan Fadly untuk tetap tinggal di China.
"Saya kira nggak perlu pulang, yang penting mengikuti proses disana," jelas Syahrizal.
"Mereka yang berada di sana ini (luar Wuhan) maupun di Natuna kita meenyebutnya sebagai social contact, yaitu orang-orang yang berasal dari negara dengan kasus konfirmasinya."
Kendati demikian, KBRI harus selalu memperhatikan kondisi WNI yang masih tinggal di China.
"Saya anjurkan disana saja, yang penting KBRI memperhatikan logistiknya, itu yang penting."
Najwa melemparkan kembali tanggapan itu kepada Fadly agar tetap di China saja.
"Udah terlanjur beli tiket, Mbak Nana," kata Fadly.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)