POPULER Keluarga Diisolasi karena Virus Corona, Bocah Disabilitas Ini Meninggal karena Tak Terurus
Keluarganya Diisolasi akibat Virus Corona, Bocah Disabilitas Ini Meninggal Dunia karena Tak Terurus
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Ifa Nabila
TRIBUNNEWS.COM - Bocah penyandang disabilitas di Huahe, China meninggal dunia pada 29 Januari 2020 setelah ditinggal 6 hari di rumah tanpa perawatan yang memadai.
Anak laki-laki bernama Yan Cheng itu hanya tinggal bertiga di rumah bersama ayah dan adiknya.
Ibunya telah lama meninggal dunia.
Namun ayah dan adik Cheng dikarantina sejak 24 Januari 2020 karena menunjukkan gejala virus corona.
Seperti yang diberitakan Beijing Youth Daily via SCMP, Yan Cheng menderita kelumpuhan otak.
Ia tidak bisa bergerak dengan leluasa dan butuh perawatan penuh.
Baca: Para Ahli Prediksi Virus Corona akan Hilang pada Mei 2020 karena Musim Panas, Ini Penjelasannya
Sebelumnya, pada 17 Januari lalu, Cheng beserta ayah dan adiknya yang penyandang autisme pergi dari Wuhan ke Huahe untuk merayakan Tahun Baru Imlek.
Sang ayah (Yan Xiaowen) mengalami demam tiga hari kemudian, begitu pula dengan adiknya.
Ayah dan adik Cheng kemudian terpaksa dikarantina, meninggalkan dirinya sendirian di rumah tanpa penanganan yang layak.
Petugas setempat sebenarnya telah diberi kepercayaan untuk merawat Cheng.
Namun ayah Cheng ragu petugas bisa merawat dan memenuhi kebutuhan anaknya.
Ia pun meminta bantuan di media sosial Weibo pada 28 Januari 2020.
Baca: Penyebaran Virus Corona Bisa Lewat Lift, Ahli Sebut Ruang Terbatas Paling Berbahaya
Ayah Cheng menulis:
"Saya memiliki dua anak laki-laki disabilitas."
"Anak tertua saya, Yan Cheng, mengalami lumpuh otak."
"Ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, berbicara, atau merawat dirinya sendiri."
"Ia sudah berada di rumah sendirian selama hampir 6 hari."
"Tidak ada yang memandikannya, mengganti pakaiannya."
"Ia juga tak punya sesuatu untuk dimakan atau diminum."
Baca: Cegah Virus Corona, Nasdem Sebar 3.000 Masker dan Anti Septik
Bersamaan dengan postingan itu, ayah Cheng juga mengunggah foto anaknya, informasi medis anaknya, serta screenshot 10 panggilan antara ayah Cheng dan petugas di desa.
"Pemerintah dan rumah sakit tidak memiliki pakaian pelindung untuk dibagikan."
"Saya khawatir anak saya akan mati."
"Tolong semuanya, tolong kirim pakaian pelindung ke Desa Yanjia di Huahe."
Sebagian besar tempat di China telah diisolasi demi mencegah penyebaran virus corona.
Petugas telah berencana mengirim Yan dan Cheng ke hotel untuk dikarantina sehingga Cheng bisa dirawat di tempat yang sama dengan ayahnya.
Namun sebelum Cheng dipindahkan, ia sudah meninggal dunia.
Laporan juga mengatakan bibi Cheng memberinya makan tiga kali dan mengganti pakaiannya dua kali selama periode waktu 6 hari itu.
Tapi ia sendiri tidak bisa sering-sering mengunjungi Cheng karena mempertimbangkan kondisi kesehatannya sendiri.
Terakhir kali bibi Cheng berkunjung, kondisi Cheng saat itu sudah menyedihkan.
Baca: Sanggup Basmi Virus Corona? Jackie Chan Janjikan Hadiah Rp 2 Miliar
"Ia berbaring di kursi dengan kepala menggantung. Wajah dan mulutnya kotor, begitu pula dengan selimutnya."
"Saya membersihkan wajah dan mulutnya dengan air hangat, mengganti pakaiannya dan memberinya air serta semangkuk nasi, tapi ia sudah tak bisa makan lagi," ujar sang bibi.
Yan kemudian menghubungi badan disabilitas Wuhan untuk meminta bantuan.
Laporan diteruskan ke Hubei Disabled Person’s Federation, cabang organisasi China untuk penyandang disabilitas.
Penyelidikan kini tengah dilakukan atas kematian remaja tersebut.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)