Perusahaan di Shizuoka Gunakan Komunikasi Dua Bahasa, Jepang dan China
Suara yang diucapkan dalam bahasa Jepang di China bisa didengar langsung oleh stafnya warga China dalam bahasa China.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Banyak perusahaan Jepang memiliki pabrik di China. Namun sebagian perusahaan itu saat ini libur di China karena wabah virus Corona.
Sebuah perusahaan UKM Jepang, Sawane Spring Co. Ltd yang berpusat di Hamamatsu Perfektur Shizuoka juga kewalahan dengan penutupan pabriknya di China yang diharuskan pemerintah China karena wabah virus corona.
"Kita buat spring (shockbreaker) di China tetapi kini pabrik harus ditutup karena wabah corona. Pusing juga terpaksa harus mencari penggantinya," kata Takayoshi Sawani CEO Sawane Spring Co.Ltd Hamamatsu Shizuoka yang diwawancarai NHK kemarin.
Komunikasi dengan pihak stafnya yang ada di China dengan menggunakan aplikasi khusus baik suara dan tertulis yang langsung bisa membuat dua bahasa Jepang dan China sehingga tak ada kesulitan bagi kedua bangsa.
Baca: Efektifkah Konsumi Suplemen untuk Tangkal Virus Corona? Ahli Gizi Ungkap Fakta Lain
Baca: Terkait Virus Corona, Xi Jinping Telepon Raja Salman: Jamin Keselamatan Warga Arab Saudi di China
Suara yang diucapkan dalam bahasa Jepang di China bisa didengar langsung oleh stafnya warga China dalam bahasa China.
Demikian pula sebaliknya dan penulisan Jepang pun bisa langsung diterjemahkan otomatis muncul dalam bahasa China sehingga tak ada kendala komunikasi bersama.
Perusahaan dan atau pabrik Jepang yang ada di China mulai beroperasi lagi tanggal 17 Februari 2020.
Awalnya mereka berencana buka kembali tanggal 10 Februari 2020 namun dengan wabah corona, pengunduran libur menjadi tanggal 17 Februari 2020 pabrik-pabrik rencana baru dibuka kembali di China.
Info lengkap dan diskusi Jepang bisa bergabung ke WAG Pecinta Jepang kirimkan email nama lengkap dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com