Tentara yang Tembaki Warga di Thailand Curi 5 Senjata dan Ratusan Peluru
Setelah membunuh Komandannya, Kolonel Anantharot Krasae, Jakraphanth Thomma mencuri senjata dari kamp militer Suatham Phithak di Nakhon Ratchasima.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM - Nama Jakraphanth Thomma menjadi perbincangan dunia setelah aksi brutalnya yang menewaskan 20 orang di pusat perbelanjaan Thailand.
Jakraphanth Thomma merupakan tentara berpangkat sersan yang menembak puluhan warga Thailand secara membabi buta pada Minggu (9/2/2020).
Setelah membunuh Komandannya, Kolonel Anantharot Krasae, Jakraphanth Thomma mencuri senjata dari kamp militer Suatham Phithak di Nakhon Ratchasima.
Jakraphanth Thomma kemudian berkendara di jalan tol dan menuju pusat perbelanjaan Terminal 21.
Dikutip dari World of Buzz, ia diketahui menembaki warga sipil di sebuah rumah dan kuil Budha.
Baca: Pasukan Keamanan Thailand Tembak Mati Tentara yang Tewaskan 20 Orang di Pusat Perbelanjaan
Baca: Motif Pelaku Penembakan di Mall Thailand Diduga karena Perselisihan Utang, Urusan Penjualan Rumah
Sebelum akhirnya membawa senjata curian tersebut ke pusat perbelanjaan Terminal 21 dan melanjutkan terornya.
Dalam unggahan akun Facebooknya yang telah dihapus oleh pihak Facebook, Jakraphanth Thomma menulis pesan peringatan.
"Waktunya untuk bersenang-senang," tulisnya.
"Tidak ada yang bisa menghindari kematian," tambahnya.
Barang Curian
Jakraphanth Thomma mencuri setidaknya lima senjata dan ratusan peluru dari kamp militer di Nakhon Ratchasima.
Berikut ini daftarnya:
- Tiga Senapan HK33 dengan 736 peluru.
- Dua M60 dengan 200 peluru.
- Humvee
Baca: Suasana Mencekam di Mal Thailand Setelah Seorang Tentara Melakukan Penembakan Massal
Baca: Video! Detik-detik Saat Tentara Thailand Tembak Membabi Buta Pengunjung Mall, 21 Orang Tewas
Jakraphanth Thomma Ditembak mati
Setelah menenor pusat perbelanjaan Terminal 21, Jakraphanth Thomma diketahui bersembunyi di ruang bawah tanah.
Terjadi baku tembak ketika Pasukan Keamanan Thailand mengepungnya.
Dikutip dari CBC, tembakan dari Pasukan Keamanan Thailand menewaskan tentara Jakraphanth Thomma.
Menteri Kesehatan Masyarakat, Anutin Charnavirakul, membenarkan bahwa tentara Jakraphanth Thomma ditembak mati di mal Terminal 21, Kota Nakhon Ratchasima.
"Terima kasih kepada polisi dan tentara yang telah mengakhiri situasi ini. Penembak mati ditembak!" kata Menteri Kesehatan Masyarakat, Anutin Charnavirakul .
Tewasnya tentara yang mengamuk di pusat perbelanjaan itu juga dikonfirmasi oleh pihak kepolisian dan tentara.
Pihak kepolisian telah mengidentifikasi tersangka penembak itu sebagai prajurit berusia 32 tahun, bernama Jakraphanth Thomma.
Media Sosial Tersangka
Tersangka mengunggah di akun media sosialnya selama serangan itu dengan satu unggahan di Facebook.
Diwartakan TribunewsWiki, ia melempar pertanyaan apakah dia harus menyerah atau tidak.
Sebelumnya, dia telah mengunggah gambar pistol dengan tiga set peluru, bersama dengan kata-kata 'sekarang saatnya untuk bersemangat' dan 'tidak ada yang bisa menghindari kematian'.
Namun unggahan tersebut telah diturunkan oleh pihak Facebook.
Facebook Hapus Akun Tersangka
Media sosial Facebook mengatakan telah menghapus akun tersangka penembakan brutal di mal itu.
"Tidak ada tempat di Facebook untuk orang-orang yang melakukan kekejaman semacam ini," terang Perwakilan Facebook dalam pernyataan yang dikutip dari CBC.
"Kami juga tidak mengizinkan orang untuk memuji atau mendukung serangan ini," tegasnya.
Untuk diketahui, Nakhon Ratchasima adalah satu diantara kota terbesar di timur laut Thailand.
Sebuah pulau yang relatif makmur di daerah penanaman padi yang merupakan satu di antara bagian termiskin dari negara berpenduduk 69 juta orang.
Evakuasi Ratusan Orang
Mal tersebut sibuk dengan pembelian akhir pekan yang panjang dan persiapan liburan Budha Makha Bucha.
Dari rekaman CCTV dari dalam mal yang diposting di media sosial menunjukan, tentara JT bersenjata berpakaian hitam.
Dikutip dari CBC, JT juga mengenakan topeng, dengan senjata tersampir di bahunya.
"Itu menakutkan karena saya dapat mendengar suara tembakan," kata Suvanarat Jirattanasakul (27).
"Kami menunggu lama hingga polisi datang, dan membantu kami," terangnya dengan suara bergetar.
Kronologi Penembakan
Serangan itu dimulai sekitar pukul 15.30 waktu Thailand, Sabtu (8/2/2020) di kamp militer Suatham Phithak tempat komandan tersangka, Kolonel Anantharot Krasae terbunuh.
Laporan mengatakan bahwa seorang wanita berusia 63 tahun, ibu mertua Kolonel Anantharot dan seorang tentara lain juga terbunuh di sana.
Diwartakan TribunnewsWiki, tersangka mengambil senjata dan amunisi dari kamp sebelum mengambil kendaraan jenis Humvee.
Dia kemudian menembaki sejumlah situs sebelum tiba di Terminal 21 sekira pukul 18.00 waktu Thailand.
Rekaman media lokal tampak menunjukkan tersangka keluar dari kendaraannya dan melepaskan tembakan ketika orang-orang melarikan diri.
Rekaman CCTV menunjukkan tersangka di dalam pusat perbelanjaan dengan senapan terangkat.
Rekaman lain menunjukkan kebakaran di luar gedung dengan beberapa laporan mengatakan bahwa hal tersebut disebabkan oleh tabung gas yang meledak karena peluru.
Salah satu unggahan media sosial milik tersangka menampilkan gambar dirinya dengan latar belakang api.
Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengikuti perkembangan dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban.
Menteri kesehatan masyarakat pun telah mengajukan permohonan agar orang-orang menyumbangkan darah di rumah sakit daerah tersebut.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani, TribunnewsWiki/Natalia Bulan R P)