UPDATE Angka Kematian Akibat Virus Corona Tembus Angka 1.013 di Seluruh Dunia
Kondisi tersebut membuat jumlah kematian total di daratan China setidaknya mencapai 1.011 kasus
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Achmad Yurianto pun memjelaskan proses pemeriksaan virus tersebut di Indonesia.
“Spesime yang akan kita periksa adalah mukosa atau lendir saluran nafas bukan darah dan bukan urin,” ucap Yuri di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020).
Baca: Harga Bawang Putih Melonjak hingga 70 Persen di Tengah Kekhawatiran Terhadap Wabah Virus Corona
Baca: Mengapa Virus Corona Jarang Tertular kepada Anak-anak?
Kemudian spesimen tersebut dibawa ke Balitbangkes dengan sertifikasi BSL level 3 untuk dilakukan pemeriksaan sebanyak dua kali pada dua sample dari satu pasien.
Prosedur Klinis
Untuk tahapan ini sample yang diambil jika mengalami gejala yang mengarah kepada novel corona virus seperti influenza berat, panas badan, gangguan pernafasan dan batuk.
Jika mengalami gejala tersebut juga tidak langsung diambil swab tapi coba diintervensi dengan pemberian antiobiotik dulu untuk mengetahui gejala tersebut akibat bakteri atau virus.
“Jika intervensi dengan antibiotik panasnya turun, pasti bukan virus, karena virus tidak akan memberikan respon apapun terhadap penggunaan antibiotik,” kata Yuri.
Kalau setelah diberikan antiobitok gejala tidak mereda dan hasil pemeriksaan lab likositnya rendah, maka bisa dicurigai penyakit tersebut karena virus dan mulai diperiksa dengan swab.
“Kita akan mengambil spesimen dia dan melakukan isolasi dan kita anggap dia sebagai pasien dengan suspect, suspect dimaknai dugaan,” kata Yuri,
Spesimen tersebut kemudian akan masuk ke tahapan sequencing untuk pemeriksaan jenis virus dan di periksa dengan pan corona.
Pan corona merupakan reagen untuk memeriksa apakah spesimen tersebut masuk ke dalam DNA virus corona atau bukan.
Kalau positif jenis DNA corona maka akan dilakukan ke tahapan sequencing lanjutan untuk memastikan positif novel corona virus atau tidak.
“Kita akan sequencing dengan novel corona yang spesimennya sudah kita dapatkan dari CDC Atlanta baru dimatch-kan. Kalau ternyata confirm, maka positif,” tutur Yuri.
Untuk metode ini hasil pemeriksaan spesimen bisa keluar setelah dua sampai tiga hari karena proses dari setiap tahapan di atas.
Sementara itu dari 62 spesimen yang diterima oleh Balitbangkes hanya baru sampai tahapan di pan corona karena di tahapn tersebut semuanya negatif corona.
“Dari sekian banyak sampel, itu tidak ada satupun yang lolos dari pemeriksaan pan corona, jadi bukan corona. Sebagian besar ini adalah flu musiman di kita H1N1,” ungkap Yuri.
Sebagai informasi novel corona virus adalah jenis virus terbaru corona yang wabah pertamanya terjadi di Wuhan, China Desember 2019 lalu sehingga dinamakan novel atau artinya baru corona virus atau 2019-nCov.
Beberapa jenis corona yang telah ada dan biasanya ditularkan dari hewan diantaranya MERS, SARS.
Ada juga virus corona yang menular dari binatang ke manusia adalah corona tipe alfa dan beta.
Tahap 2 : Pemeriksaan dengan PCR
Pemeriksaan kedua yakni dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) pemeriksaanya lebih singkat.
Dengan metode yang juga digunakan di Singapura dan Australia ini hasil swap akan lansung ketahun novel corona virus.
“Dengan PCR ini kita hanya dihadapkan pada pilihan novel corona atau buka, itu saja. Sehingga pemeriksaannya bisa lebih cepat,” tutur Yuri.
Dua metode ini diterapkan bersamaan bukan hanya pada novel corona virus tapi juga jenis turunan virus corona lainnya.
”Kalau bukan novel corona virus dia akan negatif, sekalipun itu corona yang lain, dua metode ini kita gunakan secara bersamaan,” kata Yuri.
Hasil Pemeriksaan Balitbangkes Dilaporkan ke WHO
Kementerian Kesehatan pun terus memberikan laporan terkait kondisi keadaan novel corona virus di Indonesia ke WHO.
Yuri menjelaskan sesuai prosedur WHO, setiap hasil pemeriksaan dugaan novel corona virus di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) walaupun hasilnya negatif laporannya tetap harus di kirimkan ke WHO.
“Seluruh pemeriksaan dari yang pertama sampai yang terakhir semuanya kita laporkan ke WHO,” ucap Yuri.
Hasil laporan yang dikirimkanbtersebut kemudian akan diverifikasi lebih lanjut oleh pihak WHO untuk menilai kinerja dari lab di Indonesia.
“Semua spesimen yang kita periksa, ini nanti akan dilakukan verifikasi oleh WHO untuk melihat akreditasi validitas pemeriksaan oleh lab kita,” kata Yuri.
Dari hasil pelaporan seluruh spesimen dugaan novel corona virus di Indonesia pun dinyatakan tidak ada masalah oleh WHO.
“Alhamdulilah sampai sekarang masih tidak ada masalah. who juga mengatakan apa yang kita lakukan sudah benar,” ungkap Yuri.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Update Terbaru Virus Corona: 1.013 Orang Meninggal Dunia, 42.763 Orang TerInfeksi