Remaja Perempuan Eks ISIS di Suriah Menangis dan Rindu dengan Suasana Damai di Indonesia
Kami membuat keputusan bahwa kami ingin keluar dari ISIS. Kami ingin pergi ke Turki untuk menyelamatkan hidup kami.
Editor: Hasanudin Aco
Dan, bagaimana dengan kenyataan bahwa Anda tidak pernah melihat ayahmu. Sejak kapan Anda tidak melihatnya?
Tidak pernah, saya tidak pernah melihat dia.
Bagaimana itu bisa terjadi?
Kami baru saja mengirim surat ke Palang Merah Internasional. Seperti yang sudah saya beritahukan kepada Anda, saya hanya menelponnya sekali sejak 2017 dan hingga kini, saya tidak pernah menerima telepon atau tidak pernah ada surat-surat yang datang.
Dan saya mendengar ada masalah di sana, tapi saya tidak tahu pasti.
Bagaimana perasaan Anda sekarang?
Sangat merindukannya dan saya sangat mencemaskannya, karena terakhir kali saya melihatnya ketika kami tiba di Al-Hol dan saya hanya melihatnya dan kami berdoa. Sampai sekarang kami tidak pernah bertemu secara langsung.
Dan ketika Anda mengucapkan selamat tinggal padanya di Al-Hol dan kalian berpisah, bagaimana perasaanmu? Apakah kamu menangis? Bagaimana dengan ayahmu?
Saya sebenarnya sangat, sangat, sangat, ingin bertemu lagi. Ayah saya berkata 'saya tidak tahu'.
Dia mengantarku ke gerbang dan kemudian saya bertanya kepadanya 'kapan kita akan bertemu lagi?' Dia bilang dia tidak tahu.
Mereka kemudian datang memanggil ayah saya agar masuk kembali ke dalam bus. Dia kemudian berkata 'saya pergi', dan saya masuk ke kamp Al-Hol.
Apakah Anda berpikir melihat ayahmu kembali?
Saya ingin (bertemu ayah), tetapi saya tidak tahu caranya. Saya hanya ingin bertemu. Saya berharap yang terbaik buatnya, tidak ada kekerasan yang menimpanya.
Saat kita melihat ISIS, yang langsung terbersit adalah kekerasan, pemenggalan, kekejaman, perkelahian. Anda pernah melihat semua itu?
Saya melihat di video banyak orang yang dibantai. Ketika saya pergi ke toko bersama keluarga saya dan kadang-kadang kami melihat ada orang-orang yang dibantai dan kemudian mereka membuangnya di jalan untuk dilihat orang-orang saya.
Kepala dipenggal?
Ya, kepala (yang dipenggal) dan mayat-mayat. Tetapi karena saya benar-benar takut dengan hal-hal seperti itu, jadi saya hanya melihat dan sedikit berteriak tetapi saya tidak mau melihatnya lagi.
Ketika melihatnya, apa yang kamu pikirkan?
Ya, ini sedikit kejam tapi saya tidak tahu apa-apa. Saya hanya mendengar, karena mereka memberikan informasi tentang pekerjaannya. Mereka memberi informasi ke luar. Saya mendengar seperti ini sehingga mereka memenggalnya.
FADEL SENNA/AFP/
Mereka memenggal kepalanya?
Saya hanya melihatnya. Mereka memenggalnya dan saya melihat mereka menembak.
Apakah Anda dan nenek Anda atau anggota keluarga pernah melakukan kontak dengan pemerintah Indonesia tentang pemulangan kembali (ke Indonesia)?
Tidak, saya tidak pernah melakukannya.
Apa yang ada di benakmu ketika Anda memikirkan Indonesia?
Saya sangat rindu, tapi saya tidak tahu bagaimana kami bisa kembali ke sana, karena kami sudah terjebak di sini dalam waktu yang lama. Saya berharap saya bisa keluar dari sini dan kita bisa kembali ke Indonesia.
Apa yang terjadi jika Anda tidak dapat meninggalkan tempat ini? Apa yang terjadi jika Anda bertahan di sini?
Di sini kondisinya buruk. Kami harap kami bisa keluar dari sini. Di sini sangat buruk. Karena sangat sulit untuk tetap berada di sini, karena kami terjebak di sini, Anda tahu, kami tidak melakukan apa-apa. Hidup kami benar-benar seperti terjebak di sini. Saya ingin keluar, dan saya ingin bebas.
FADEL SENNA/AFP/
Ada satu orang yang bertanggungjawab yang membawa Anda ke sini, membuat Anda berhenti sekolah, menghentikan mimpi Anda menjadi dokter, dan itu adalah ayahmu. Bisakah Anda memaafkan ayahmu?
Ya, karena dia juga manusia. Semua manusia melakukan kesalahan (Nada meneteskan air mata). Dia sudah meminta maaf kepada saya tentang apa yang dia lakukan. Dia sudah meminta maaf dan sudah berusaha memperbaiki kesalahannya. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun karena dia dipenjara.
Jadi, dia hanya berdoa agar kami mendapatkan yang terbaik, agar kami dapat keluar dari sini, itu yang dia katakan. Karena saya mencintainya, jadi saya memaafkannya.
Dan apa yang Anda katakan kepada orang-orang di Indonesia, misalnya ... Apakah Anda ingin pulang?
Ya. Karena, saya sangat lelah tinggal di sini (Nada kembali berlinang air mata). Jadi, saya sangat berterima kasih jika ada orang yang ...
Memaafkan Anda?
Ya, dan menerima kami untuk kembali, kami berdoa untuk itu. Dan saya hanya berharap, kami bisa keluar dari sini dan kembali ke negara kami.
Apa yang akan Anda katakan kepada pemerintah di Indonesia?
Saya ingin keluar dari sini dengan seluruh keluarga saya. Jika pemerintah Indonesia bisa melakukannya, saya ingin mereka membawa pulang kami dan membawa ayah dan saudara saya.
Semua anggota keluarga Anda?