Menyeramkan, Ternyata Antisipasi Pencegahan Virus Corona di Dalam Kapal Pesiar Jepang Kacau Balau
Ternyata antisi pencegahan penyakit menular yang dilakukan kementerian kesehatan Jepang di dalam kapal pesiar luks Diamond Princess
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Ternyata antisi pencegahan penyakit menular yang dilakukan kementerian kesehatan Jepang di dalam kapal pesiar luks Diamond Princess (DP) selama ini kacau balau. Tak heran setiap hari banyak yang terinfeksi.
"Tanggal 18 Februari saya naik ke dalam kapal DP sebagai anggota DMAT (Disaster Medical Assistance Team) dan menemukan banyak hal yang menyeramkan sekali tak pernah saya alami sebelumnya," papar Prof. Kentaro Iwata Universitas Kobe yang juga anggota DMATdalam videonya 18 Februari malam.
Iwata yang punya pengalaman ke 20 lokasi ke berbagai negara seperti Afrika dan China untuk penanganan malaria, SARS maupun Ebola mengakui tidak pernah setakut seperti sekarang karena tahu cara antisipasinya.
"Saya sebagai spesialis penyakit menular melihat dalam kapal DP benar-benar berantakan, tidak ada pembatasan sama sekali antara daerah hijau yang tidak terinfeksi dan daerah merah yang terinfeksi. Semua bercampur jadi satu sama lain," tambahnya.
Baca: Corona Bikin Pariwisata Anjlok, Menparekraf Bakal Lakukan Kampanye Digital
Baca: Tewas, Direktur Rumah Sakit Wuhan Jadi Tumbal Ganasnya Virus Corona
Dilihatnya pula bahwa penumpang, kru, petugas ada yang pakai masker kada ada yang tak pakai masker, lalu makan dan minum juga tercampur tidak jelas, tampak bebas, ceritanya lagi.
"Saya sangat berharap ahli internasional datang meninjau DP juga berupa kelompok sehingga bis atahu yang sebenarnya terjadi di kapal pesiar itu," lanjutnya.
Mengingat tercampur baur semuanya tak ada kejelasan daerah terinfeksi dan yang tidak terinfeksi, kontaminasi satu sama lain, tidak heran setiap hari banyak yang positif terinfeksi virus Corona.
"Tidak heran tiap hari banyak yang terinfeksi virus Corona atau covid-19. Menyeramkan sekali suasana di dalam kapal DP tersebut," tekannya lagi.
Profesor Jepang tersebut melihat banyak tempat di dalam kapal DP itu, namun akhirnya kegiatannya dibatasi oleh petugas lain karena dianggap bukan tempatnya.
"Saya ikut saja yang diperintahan atasan tetapi akhirnya sore hari sekitar jam 5 sore saya dikeluarkan oleh salah satu pimpinan dan petugas yang memanggil dan meminta saya untuk ikut dalam tim akhirnya minta maaf atas kejadian tersebut," paparnya.
Di mana-mana selama ini menurutnya tidak pernah takut karena tahu bagaimana melindungi diri melakukan kontrol atas penyebaran infeksi.
"Tetapi di kapal DP saya lihat sendiri yang terjadi, mengerikan yang terjadi karena kita tidak tahu di mana ada virus di mana tidak ada. Semua bagian semua tempat tercampur baur tidak ada pembatasan."
Tamnpaknya, tambahnya, tidak ada spesialis Polymerase chain reaction (PCR) di kapal tersebut.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.