Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ibu dan Anak Kabur dari Wuhan ke Hong Kong, Alasan Anak Harus Kembali Sekolah

Seorang wanita dan anaknya yang masih kecil melarikan diri dari pusat epidemi virus corona, Provonsi Hubei.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Ibu dan Anak Kabur dari Wuhan ke Hong Kong, Alasan Anak Harus Kembali Sekolah
pixabay
ILUSTRASI - Seorang wanita dan anaknya yang masih kecil melarikan diri dari pusat epidemi virus corona, Provonsi Hubei. 

TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita dan anaknya yang masih kecil melarikan diri dari pusat epidemi virus corona, Wuhan, Provinsi Hubei.

Mereka berhasil keluar dari sana, setelah perjalanan darat selama 10 jam.

Ini menjadi kasus pelarian pertama yang berhasil kembali ke Hong Kong.

Pasangan ibu dan anak ini sempat terdampar di Yichang, Provinsi Hubei sejak bulan lalu.

Lalu mereka menuju ke Shenzen dan memasuki Hong Kong melalui Teluk Shenzen pada Sabtu (22/2/2020) lalu.

Kini keduanya tengah dikarantina di Lei Yue Mun Park and Holiday Village dua pekan ke depan.

Ibu ini mengaku bernama Eva, dia mengaku lebih merasa tenang berada di Hong Kong.

Berita Rekomendasi

"Saya merasa lega dan jauh lebih aman di Hong Kong sekarang," kata wanita yang kabur dari Wuhan itu.

Baca: WNI Kru Kapal Pesiar Diamond Princess yang Positif Virus Corona Bertambah Jadi 9 Orang

Baca: Pulang dari Bali, WN Jepang Malah Terkena Virus Corona, Dinkes: Kami Kesulitan Lacak

Dia menolak memberikan nama lengkapnya dan data mengenai anaknya.

SCMP hanya mengetahui anak Eva berusia 10 tahun.

Wanita ini menceritakan perjalanannya untuk keluar dari pusat patogen mematikan itu.

Pertama dia mendatangi perwakilan pemerintah, yang bertanggungjawab atas tempat mereka tinggal Selasa lalu.

Ibu itu melayangkan permintaan agar bisa meninggalkan kota.

Dia beralasan anaknya yang duduk di bangku sekolah dasar harus melanjutkan pendidikannya.

Oleh karena itu, mereka berdua harus segera kembali ke Hong Kong.

Bersama permintannya itu, dia juga melampirkan surat dari sekolah anaknya.

Tujuannya agar membuktikan bahwa anaknya memang bersekolah di sana.

Tapi surat itu tidak mencantumkan semua kelas ditangguhkan sejak penyebaran epidemi ini mulai mengkhawatirkan.

Sebenarnya mereka cukup kaget, lantaran surat itu disetujui esoknya.

Sang ibu langsung mempersiapkan kartu akses elektronik miliknya dan merencanakan perjalanan ke Shenzen.

Berbekal bantuan masyarakat setempat, ibu dan anak itu berhasil naik mobil yang kebetulan dikendarai warga Hubei yang diizinkan meninggalkan provinsi itu.

Eva menjelaskan perjalanan daratnya membutuhkan waktu lebih dari 10 jam perjalanan.

Tapi ia juga tak memungkiri, akses jalanan yang lengang mempercepat laju kendaraannya.

"Lebih cepat dari yang aku kira karena jalanan telah dibersihkan," ujarnya.

Update Corona Senin 24 Februari 2020
Update Corona Senin 24 Februari 2020 (http://ksp.go.id/waspada-corona/)

Saat akan memasuki Kota Shenzen, Provinsi Guangdong, mereka diminta oleh petugas untuk memperlihatkan kartu elektronik dan dokumen pengenal mereka.

Eva dan anaknya berhasil mencapai perbatasan di Teluk Shenzen pada Sabtu lalu.

Mereka memberi keterangan pada petugas terkait berapa lama mereka tinggal di Hubei sebelum dikarantina kembali.

Aksi pelarian ini merupakan keberhasilan yang langka.

Sebab sekitar 2.700 warga Hong Kong terjebak di Provinsi Hubei termasuk diantaranya di Wuhan.

Lebih dari sebulan ini mereka tak bisa keluar, karena Wuhan sejak Januari lalu telah diisolasi.

Anggota Komunitas Federasi, Leo Chan Man-well, mengatakan ada sekitar 10 instansi yang harus dihadapi seseorang yang ingin kabur dari Provinsi Hubei.

Akibat satu keberhasilan ini, otoritas China mengklaim tidak akan menerbitkan izin lagi bila warga Hong Kong lainnya mengikuti jejak Eva dan anaknya ini.

Sampai saat berita ini diturunkan, ada 79 kasus Covid-19 di Hong Kong.

Sebanyak 2 orang meninggal dan 12 pasien dinyatakan sembuh.

Menurut ksp.go.id, ada lima negara yang menduduki posisi dengan kasus terbanyak.

Antara lain daratan China, Korea Selatan, Diamond Princess, Italia, dan Jepang.

(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas