Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Istri Anwar Ibrahim Berpeluang Jadi PM Malaysia Pascamundurnya Mahathir Mohamad

Kabar itu terjadi setelah muncul adanya upaya untuk menyingkirkan Anwar dengan membentuk koalisi pemerintahan baru di luar Pakatan Harapan

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Istri Anwar Ibrahim Berpeluang Jadi PM Malaysia Pascamundurnya Mahathir Mohamad
Surat Melayu
MALAYSIABREAKING: Wan Azizah Mungkin Menjadi Perdana Menteri Wanita Pertama Malaysia dalam Sejarah, Mengganti Tun M 

TRIBUNNEWS.COMMahathir Mohamad telah memutuskan untuk mengundurkan dari dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Malaysia, Senin (24/2/2020).

Mengutip Kompas.com, Istri politisi senior Malaysia Anwar Ibrahim, Wan Azizah Wan Ismail, berpeluang jadi perdana menteri perempuan pertama setelah Mahathir Mohamad mundur.

Baca: Mahathir Mohamad Mundur, Tiga Kandidat yang Berpeluang Gantikan Mahathir Jadi PM Malaysia

Kabar itu terjadi setelah muncul adanya upaya untuk menyingkirkan Anwar dengan membentuk koalisi pemerintahan baru di luar Pakatan Harapan.

Dilansir Malay Mail Senin (24/2/2020), sebuah sumber mengatakan Mahathir sudah menjadikan Wan Azizah Wan Ismail sebagai PM Malaysia interim.

Sebabnya, partai Dr M, julukan Mahathir Mohamad, Partai Bersatu, memilih untuk meninggalkan koalisi Pakatan Harapan yang menang pemilu Mei 2018.

"Wan Azizah adalah penjabat perdana menteri," ujar sumber yang dikenal dekat dengan Anwar Ibrahim yang merupakan Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR).

Adapun dalam pemerintahan, Wan Azizah selain menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, juga mengemban tugas sebagai Menteri Perempuan, Keluarga, dan Pembangunan Masyarakat.

Berita Rekomendasi

Di saat bersamaan, sumber itu juga menerangkan Menteri Ekonomi Azmin Ali yang juga Wakil Presiden PKR dipecat oleh Anwar.

Begitu juga dengan Menteri Perumahan dan Pemerintahan Lokal Zuraida Kamaruddin, notabene tangan kanan Azmin Ali, juga terdepak.

Dalam unggahan di Facebook, Presiden Bersatu an Sri Muhyiddin Yassin mengumumkan mereka keluar dari Pakatan setelah menggelar pertemuan bersama petinggi senior.

Dia menuturkan dalam pertemuan tersebut, mereka menyepakati keluar, begitu juga dengan anggota Bersatu yang masih ada di parlemen.

"Seluruh anggota sudah menandatangani deklarasi bahwa mereka melanjutkan dukungan bagi Tun Dr Mahathir Mohamad sebagai PM Malaysia," ujar Muhyiddin.

Sebelumnya, Dr M, julukan Mahathir, menyerahkan surat kepada Raja Malay Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Senin siang waktu setempat.

Kabar tersebut muncul setelah Bersatu secara mengejutkan bertemu perwakilan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam se-Malaysia (PAS).

Baca: ‎‎Raja Malaysia Tunjuk Mahathir Mohamad Jadi Perdana Menteri Sementara

Pembentukan koalisi baru berarti bubarnya koalisi berkuasa Pakatan Harapan serta batalnya kesepakatan transisi kekuasaan antara Mahathir dengan politisi senior Anwar Ibrahim.

Seperti diketahui, Pakatan Harapan telah sepakat Anwar akan menggantikan Mahathir pada Mei 2020.

Anwar Ibrahim merasa dikhianati

Politisi senior Malaysia Anwar Ibrahim merasa dikhianati atas langkah yang dilakukan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad.

Pernyataan itu dia keluarkan di tengah beredarnya kabar bahwa koalisi baru pemerintahan Malaysia akan segera diumumkan.

“Saya jujur sangat kaget dengan dinamika politik yang sedang terjadi. Ini adalah pengkhianatan karena jelas sudah ada janji Mahathir akan menyerahkan kekuasaan ke saya,” tutur Anwar di kediamannya, Minggu (23/2/2020) malam, dikutip Malaysia Kini.

Baca: Tragedi Susur Sungai Sempor: Kesaksian Penyintas, Cerita Penolong, dan Pengakuan Kepsek

Baca: Insiden Pemain Bola Meninggal Karena Tersambar, Petir di Indonesia Termasuk yang Berkekuatan Besar

Baca: Ratapan Ayah Korban Susur Sungai di Makam Anaknya: Dik, Maafin Bapak Ya

Dia merujuk pada janji Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang akan menyerahkan kursi kepadanya setelah dua tahun menjabat.

Baca juga: Singkirkan Anwar Ibrahim, Mahathir Akan Umumkan Koalisi Pemerintahan Baru?

Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu mengiyakan bahwa koalisi pemerintahan baru akan terbentuk paling cepat besok.

“Walaupun sejauh ini belum ada pengumuman malam ini, dari informasi yang saya terima, koalisi baru tinggal menunggu waktu.”

Anwar melanjutkan, walau kaget, dia sudah mengetahui upaya untuk menjegalnya menjadi orang nomor satu "Negeri Jiran”.

Pembentukan koalisi pemerintahan baru akan terdiri dari pecahan Koalisi Pakatan Harapan yang dipimpin oleh Partai Bersatu.

Kemudian, kubu oposisi Barisan Nasional dimotori Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) dan Partai Islam se-Malaysia (PAS) untuk membuyarkan ambisi Anwar menjadi PM Malaysia.

Baca: Tragedi Susur Sungai Sempor: Kesaksian Penyintas, Cerita Penolong, dan Pengakuan Kepsek

Baca: Insiden Pemain Bola Meninggal Karena Tersambar, Petir di Indonesia Termasuk yang Berkekuatan Besar

Baca: Ratapan Ayah Korban Susur Sungai di Makam Anaknya: Dik, Maafin Bapak Ya

Politisi berusia 72 tahun itu telah menunggu selama 22 tahun sejak dia dipecat oleh Perdana Menteri Mahathir Mohamad dan dipenjara karena tuduhan korupsi dan sodomi pada tahun 1998.

Anwar yang mendekam dua kali di penjara karena kasus sodomi berkali-kali berhasil melakukan comeback politik dengan memimpin gerakan oposisi.

Terakhir, dia menerima grasi dari Raja Malaysia setelah kemenangan mengejutkan Pakatan pada pemilu Mei 2018.

Grasi itu diajukan oleh Mahathir yang memutuskan berekonsiliasi dengan Anwar guna mengalahkan mantan Perdana Menteri Najib Razak.

Koalisi Pakatan Harapan kemudian sepakat bahwa Anwar akan menggantikan Mahathir pada Mei 2020, genap dua tahun setelah Mahathir berkuasa.

Dikhianati orang kepercayaan

Sudah bukan rahasia lagi bahwa Mahathir tidak tulus menginginkan Anwar menjadi suksesornya. Berkali-kali Mahathir menolak menjawab dengan tegas apakah Anwar akan menggantikannya memimpin negara tetangga Indonesia dan Singapura tersebut.

Politisi berjuluk Dr M itu juga kerap mengubah jawabannya ketika ditanya kapankah dia akan menyerahkan kekuasaan ke mantan musuh politiknya.

Puncaknya dengan pembentukan koalisi pemerintahan baru ini, kesepakatan itu menjadi sekadar janji.

Baca: Tragedi Susur Sungai Sempor: Kesaksian Penyintas, Cerita Penolong, dan Pengakuan Kepsek

Baca: Insiden Pemain Bola Meninggal Karena Tersambar, Petir di Indonesia Termasuk yang Berkekuatan Besar

Baca: Ratapan Ayah Korban Susur Sungai di Makam Anaknya: Dik, Maafin Bapak Ya

Mantan orang kepercayaan Anwar Ibrahim yang juga Deputi Presiden PKR Azmin Ali digadang-gadang menjadi nama baru untuk menggantikan Mahathir.

Memburuknya hubungan Anwar dan Azmin dalam setahun belakangan ini adalah skenario politik yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya.

Azmin setia menemani Anwar sejak dia dipenjara dan juga merupakan salah satu dari sedikit orang yang memiliki akses khusus dan rutin membesuk Anwar.

Namun, keinginan Mahathir melihat Azmin menjadi penerusnya dan ambisi PM Azmin akhirnya membubarkan persahabatan Anwar dan Azmin yang saat ini terlibat perang dingin antara satu sama lain.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Mahathir Mundur, Istri Anwar Ibrahim Berpeluang Jadi PM Perempuan Malaysia Pertama

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas