1.000 Orang Dikurung di Hotel Spanyol Lantaran Ada Suspect Virus Corona, Pengunjung Resah
Sebuah hotel di Terenife, Spanyol yang sering dikunjungi turis Inggris harus diisolasi setelah satu tamu dinyatakan positif corona.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah hotel di Terenife, Spanyol yang sering dikunjungi turis Inggris harus diisolasi setelah satu tamu dinyatakan positif Corona.
Hotel H10 Costa Adeje Palace ini, menyangkal bahwa mereka sedang di bawah karantina.
Tapi orang-orang di dalamnya, mengatakan bahwa mereka diberitahu agar tidak meninggalkan kamarnya.
Petugas hotel sedang mempertimbangkan larangan resmi, kepada orang yang masuk dan keluar dari hotel.
Kini sekitar 1.000 orang di hotel ini harus bersabar dan berdiam diri di dalam kamar masing-masing.
Menurut laporan polisi setempat, lokasi hotel ini sedang disterilkan.
Baca: BREAKING NEWS: Wakil Menteri Kesehatan Iran Dinyatakan Positif Virus Corona
Baca: 2 Penumpang Terjangkit Virus Corona, Austria Larang Semua Kereta Masuk dari Italia
Tamu yang kedapatan positif Corona itu, adalah seorang dokter asal Italia.
Dia sudah enam atau tujuh hari bermalam di hotel ini bersama istrinya.
Dokter ini berasal dari Lombardy Italia, di mana beberapa orang di sana meregang nyawa karena wabah asal Wuhan, China ini.
Dokter ini sebelumnya mengalami sejumlah gejala, yaitu demam selama beberapa hari.
Lantas, dia pergi ke klinik swasta sebelum dipindahkan ke unit isolasi khusus.
Saat ini, dia tengah dikarantina di Rumah Sakit Universitas Nuestra Señora de Candelaria, Tenerife, Santa Cruz.
Dia akan dites lagi untuk memastikan kondisi sebenarnya dan sampelnya kan dikirim ke Madrid.
Otoritas Kepulauan Canary, Angel Victor Torres menjelaskan terkait suspect ini pada sebuah pernyatan.
"Siang ini protokol virus corona telah diaktifkan untuk turis asal Italia di Selatan Terenife."
"Hasil dari tes pertama di Canaries adalah positif. Besok tes kedua akan dilakukan di Madrid. Pasien telah dikarantina," demikian bunyi pernyataan tertulis tersebut dilansir dari Metro.
Juru bicara otoritas setempat juga menambahkan bahwa tes kedua akan dilangsungkan di Pusat Mikrobiologi Nasional Institut Kesehatan Carlos III di Madrid.
Pasangan yang sedang berlibur di hotel itu, David Hoon dan Pamela Scott merasa ketakutan dengan isolasi yang mendadak ini.
Mereka merasa, akan lebih mudah terpapar patogen ini jika terlalu lama dikunci di dalam kamar.
Dilansir dari Daily Mail, mereka mengklaim bahwa pihak hotel gagal memberi tahu mereka.
"Tidak ada yang memberi tahu kami apa yang terjadi, berapa lama akan berlangsung dan siapa yang akan memberi makan kami," ujar Hoon.
"Hotel ini seperti rumah hantu dan kami takut akan terjebak di sini dan berpeluang besar untuk terjangkit Corona."
"Semua sangat mengkhawatirkan," tambahnya.
Dokter ini menambah daftar panjang pasien Covid-19 di Spanyol.
Sebelumnya, seorang pria asal Inggris di Mallorca pada 9 Februari lalu dan pria warga Jerman di Pulau Canary La Gomera pada 1 Februari.
Keduanya dinyatakan positif wabah mematikan ini.
Kini total pasien Corona di Spanyol ada tiga kasus.
Italia Isolasi Dua Wilayah Perekonomian
Otoritas Italia, telah menetapkan wilayah utara Lombardy dan Veneto sebagai pusat persebaran Corona di negara asal Pizza ini.
Bahkan, seluruh penduduk di kota kecil itu harus diisolasi, dan dilarang untuk berkeliaran di luar.
Warga yang berani keluar masuk atau meninggalkan kawasan tersebut, akan dikenai denda.
Otoritas Veneto, Luca Zaia mengatakan dia telah menangani banyak bencana alam selama ini.
Bahkan mungkin, beberapa bencana itu lebih parah daripada masalah ini.
"Tapi ini (wabah corona) adalah masalah terburuk yang harus dihadapi Veneto," katanya pada sebuah konferensi pers dilansir dari Metro.
Kekhawatirannya ini meningkat, setelah otoritas kesehatan berusahan memindai asal muasal virus tersebut, setelah sebelumnya ada kasus di Veneto.
"Kami sekarang lebih khawatir, karena jika kami tidak bisa memastika nol pasien, maka virus itu berarti lebih besar daripada yang kami kira," kata Zaia.
Dia memerintahkan sekolah, universitas, museum, dan bioskop untuk ditutup dan dihentikan semua kegiatannya.
Selain itu, lokasi wisata seperti di Venesia dan Verona juga harus ditutup sementara sampai 1 Maret.
Warga didesak untuk tinggal di rumah, dan bila ingin keluar harus mendapat izin khusus.
Sementara itu, banyak foto beredar yang menampilkan kelengangan negara wisata ini.
Rak-rak di pusat perbelanjaan tampak kosong, dan ratusan persediaan makanan masih terkunci di dalamnya.
Jumlah kasus positif corona di Lombardy, kota pusat finansial di Milan, kenaikannya mencapai 90 orang.
Padahal sehari sebelumnya, hanya 54 pasien yang terdeteksi.
Lombardy dan Veneto, dua wilayah di Italia yang menyumbang 30 persen GDP di Italia, ini mengartikan kelumpuhan daerah ini akan berdampak buruk pada perekonomian negara.
Baca: Cegah Virus Corona, 118 WNA Ditolak Masuk ke Indonesia
Baca: BREAKING NEWS: 2 Wanita Positif Virus Corona setelah Kunjungi Kuil Budha di Hong Kong
World Organization of Health (WHO), ikut prihatin dengan meningkatnya kasus baru di Italia.
Lantaran, sampai saat ini belum ada kejelasan darimana virus itu berasal, dan bagaimana bisa merebak secara cepat di Italia.
"Saya telah mengirim tim ke Italia, untuk mempelajari penyebaran virus dan bagaimana menahannya," cuit Direktur WHO Regional Eropa, Hans Kluge di akun pribadinya.
Sebelumnya, Italia telah melaporkan tiga kasus virus corona.
Semuanya adalah orang-orang yang baru saja tiba dari Kota Wuhan, China.
Setelah ada kasus pertama, Italia menangguhkan semua penerbangan langsung ke China.
Partai oposisi pemerintah di Italia, menuntut pemerintah untuk menggunakan kembali kontrol di perbatasan guna menanggulangi kedatangan dari negara lain.
Tetapi, ide ini ditolak Perdana Menteri, Giuseppe Conte.
Menteri Dalam Negeri Austria, Karl Nehammer mengatakan pada Minggu lalu, bahwa pemerintah akan melakukan rapat pada Senin.
Ini terkait dengan keputusan membangun kembali kontrol perbatasan di Italia atau tidak.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)