Antisipasi Corona, Jabat Tangan di Australia Dilarang, Bagaimana Budaya Cium Tangan di Indonesia?
Jaksa Agung Christian Porter menyatakan ada kemungkinan untuk menerapkan UU Biosekuriti yang belum pernah ada sebelumnya.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Pemerintah Australia mulai menerapkan langkah-langkah yang dianggap "ekstrim" untuk mencegah penyebaran Virus Corona, termasuk meminta warganya menghentikan kebiasaan berjabat tangan.
Setelah penyebaran virus terkonfirmasi di New South Wales pada Senin (2/3/2020) kemarin, Jaksa Agung Christian Porter menyatakan ada kemungkinan untuk menerapkan UU Biosekuriti yang belum pernah ada sebelumnya.
Di bawah UU Biosekuriti yang diperkenalkan tahun 2015, Pemerintah diberi kewenangan untuk menahan paksa dan menyingkirkan warga yang terinfeksi virus, serta memaksa seseorang untuk ditangani, seperti diberi vaksin.
Baca: Inikah Orang Pertama di Dunia yang Terkena Virus Corona?
Pemerintah Australia juga memiliki kewenangan untuk melarang kegiatan yang dihadiri oleh banyak orang, seperti acara olahraga dan hiburan.
"Sangat mungkin warga Australia akan mengalami keadaan yang belum pernah mereka alami sebelumnya," kata Jaksa Agung Porter kepada ABC, Selasa (3/3/2020).
"Dalam beberapa hal, akan terasa aneh dan asing bagi banyak warga Australia. Tetapi langkah-langkah ini sangat penting selama beberapa bulan ke depan," ujarnya.
"Penahanan paksa bisa dilakukan di bawah ketentuan UU itu, tapi hal itu merupakan upaya terakhir," jelas Jaksa Agung Porter.
Apa artinya jika anda di Australia dan berada di bawah pengawasan?
- Wajib melakukan karantina di rumah
- Menggunakan perlengkapan untuk melindungi diri, seperti pakaian dan masker
- Menjalankan pemeriksaan oleh petugas kesehatan profesional
- Memberikan sample untuk diuji
- Harus mau menerima vaksin atau perawatan lainnya yang dibutuhkan
Penularan pertama di Australia
Australia untuk pertama kalinya mengalami penyebaran virus corona di negerinya sendiri, yaitu dari seorang pasien kepada seorang dokter di negara bagian New South Wales.
Sebelumnya, warga Australia yang dinyatakan positif tertular virus corona, terjangkit COVID-19 di luar Australia.
Menyebarnya virus di dalam Australia sendiri dialami seorang dokter berusia 53 tahun di Sydney, yang menangani pasien perempuan berusia 41 tahun.
Perempuan tersebut diyakini terinfeksi dari saudaranya yang baru kembali dari Iran. Mereka sudah dikarantina di Rumah Sakit Westmead, Sydney.