Benarkah Pasien Sembuh dari Virus Corona Bisa Terjangkit Lagi? Ini Jawabannya!
Pasien yang sembuh akibat virus corona sudah mencapai 51.765 orang. Namun, meski telah sembuh, dapatkan terjangkit virus corona kembali?
Editor: Whiesa Daniswara
Lebih jauh, pasien yang diduga terinfeksi kembali ternyata kebanyakan masih memiliki virus tingkat rendah ketika mereka dikeluarkan dari rumah sakit dan pengujiannya gagal untuk diambil hasilnya.
Meskipun jika memang terjadi beberapa kasus infeksi ulang, tidak akan sebahaya kasus infeksi baru yang sampai sekarang meningkat di beberapa negara.
Sebuah jurnal penelitian yang diterbitkan Rabu (27/02/2020) di Jurnal JAMA mengatakan bahwa pasien sembuh virus corona memang masih mungkin kambuh namun dalam jangka waktu yang lama sekali sejak dia sembuh.
Empat tenaga medis profesional akan virus corona di Wuhan, China, pusat dari epidemik virus corona, mengatakan hasil penelitiannya.
Uji deteksi materi genetik virus corona rupanya masih tetap positif dalam lima sampai 13 hari sejak pasien tidak menunjukkan gejala lagi.
Baca: Virus Corona Masuk Indonesia, Tak Hanya Masker, Jahe, Kunyit, dan Temulawak Jadi Sasaran Warga
Baca: Tak Hanya Indonesia, Sejumlah Warga Austalia Panik dan Berebut Tisu Toilet, Khawatir Virus Corona
Namun bukan berarti pasien sembuh dengan virus aktif ini masih bisa menulari yang lainnya.
Uji deteksi melakukan diagnostik PCR ini dikatakan dr. Krammer sebagai tes paling sensitif dan mampu memperkuat materi genetik bahkan dari satu molekul virus.
Jadi, tes PCR ini hanya bisa mengambil beberapa potongan virus saja.
Tes PCR biasanya juga mendeteksi sisa virus penyakit campak berbulan-bulan sejak penderitanya dinyatakan sembuh dan tidak menularkan campak pada yang lain.
Lalu, kenapa pasien bisa dinyatakan sembuh padahal hasilnya negatif?
Kemungkinannya, tes tersebut dilakukan dengan kurang tepat.
Atau, sampel yang diambil disimpan dalam suhu di mana virus memburuk.
Baca: Anjuran Sekjen PERSI Soal Virus Corona: Anda Bercerita Maka Anda Memutuskan Infeksi Kepada yang Lain
Baca: Arab Saudi Luncurkan Sistem Elektronik untuk Kembalikan Biaya Umrah Pasca Penangguhan karena Corona
Uji seka atau usap, atau juga "swab" ke tenggorokkan juga dapat melewatkan virus yang bersembunyi di tempat lain di tubuh.
Untuk uji swab ini, Marc Lipsitch, pakar epidemiologi Harvard mengatakan, "Tes virus akan positif jika jumlah virus cukup dan terseka dalam uji swab."