Hasil Penelitian: Virus Corona Sensitif Terhadap Suhu Tinggi, tapi Jangan Andalkan Musim Panas
Hasil Penelitian Mengungkapkan Bahwa Virus Corona Sensitif Terhadap Suhu Tinggi, Tapi Diimbau untuk Tidak Mengandalkan Musim Panas untuk Mematikannya.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Wabah virus corona semakin meluas hingga berbagai benua.
Dengan sweet spot suhu tertentu, virus corona menyebar dengan cepat.
Dalam studi terbaru, para ahli mengatakan, orang harus menghindari untuk bereaksi terhadap perangkap berpikir perubahan musiman.
Melansir South China Morning Post, untuk diketahui, muncul kabar virus corona dapat ditekan dengan suhu tinggi.
Baca: Tangani Virus Corona, Pemerintah Sebut 620 Spesimen dari 25 Provinsi Rampung Diperiksa
Baca: Hotel Tempat Karantina Pasien Virus Corona di China Runtuh, Diperkirakan Ada 70 Orang yang Terjebak
Studi ini dikerjakan tim dari Universitas Sun Yat-sen, Guangzhou, Provinsi Guangdong, China Selatan.
Dalam studi tersebut, para peneliti berusaha menentukan bagaimana penyebaran virus corona baru yang mungkin dipengaruhi oleh perubahan musim dan suhu.
"Suhu dapat secara signifikan mengubah transmisi Covid-19 dan mungkin ada suhu 'terbaik' untuk penularan virus," terangnya.
"Virus ini sangat sensitif terhadap suhu tinggi," tambahnya.
Lebih lanjut, hasil penelitian itu mengatakan, di negara yang memiliki iklim dingin, virus menyebar dengan cepat dibanding dengan wilayah dengan suhu hangat.
Untuk itu disarankan, negara dan wilayah dengan suhu rendah baiknya mengadopsi langkah-langkah antisipasi yang ketat.
Beberapa negara dan otoritas kesehatan mengandalkan cuaca hangat seperti pada umumnya virus serupa yang menyebabkan flu biasa dan influenza.
Baca: Ini Tiga Protokol Pemerintah dalam Upaya Menghadapi Penyebaran Virus Corona
Baca: Pemerintah Percayakan Otoritas Singapura soal Penanganan Satu WNI Positif Virus Corona
Baca: Update Kasus Corona Indonesia: Kondisi 4 Pasien hingga Singapura Konfirmasi Lagi WNI Positif Corona
Jumlah Kasus Naik Sejalan dengan Suhu Rata-rata
Lebih lanjut, tim Guangzhou mengatakan, penelitian mereka berdasarkan kasus baru virus corona yang dikonfirmasi di seluruh dunia antara 20 Januari-4 Februari 2020.
Termasuk lebih dari 400 kota dan wilayah China.