Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Antisipasi Penularan Corona, Amerika Karantina Uang Dolar yang Berasal dari China

Hal tersebut dipicu oleh wabah virus corona yang mengganggu jalannya operasi bisnis, rantai pasokan global, dan aktivitas ekonomi.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Antisipasi Penularan Corona, Amerika Karantina Uang Dolar yang Berasal dari China
CNBC
Lembaran uang dollar AS. 

TRIBUNNEWS.COM, AS - Uang kertas dolar Amerika yang datang dari China akan dikarantina akibat epidemi virus corona.

Bank Sentral AS menerapkan tindakan pencegahan ekstra terhadap uang kertas yang masuk ke Amerika Serikat.

Prosedur baru itu "mengharuskanperiode penahanan yang lebih lama".

"Sehingga uang yang datang dari China atau daerah mana saja di Asia akan ditahan setidaknya selama "tujuh hingga 10 hari sebelum setoran diproses," kata juru bicara Bank Sentral AS, Jumat (6/3/2020) seperti dikutip dari VOA Indonesia.

Mekanisme penanganan uang tunai itu mulai berlaku 21 Februari 2020.

Baca: Virus Corona di Italia: Jumlah Korban Tewas Meningkat setelah Italia Bagian Utara Dikarantina

Jika epidemi menyebar terus dan otorita kesehatan AS atau Departemen Luar Negeri "mengidentifikasinegara-negara berisiko tertentu lainnya, Bank Sentral siap untuk menerapkan prosedurtambahan."

Juru bicara menegaskan lebih jauh.

Berita Rekomendasi

“Jangan takut: kekurangan uang tunai tidak mungkin terjadi karena Bank Sentral "selalu punya cadangan darurat mata uang baru yang dapat diedarkan ke publik jika diperlukan." 

Ekspor China Anjlok

Ekspor China mengalami penurunan tajam pada dua bulan pertama tahun ini, sementara impor juga melambat.

Hal tersebut dipicu oleh wabah virus corona yang mengganggu jalannya operasi bisnis, rantai pasokan global, dan aktivitas ekonomi.

Dalam kurun Januari-Februari 2020, ekspor China mengalami penurunan sebesar 17,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, data bea cukai menunjukkan pada hari Sabtu (7/3).

Angka tersebut merupakan penurunan tertajam sejak Februari 2019.

Berita yang dilansir Reuters menyebutkan, impor China merosot 4% dari tahun sebelumnya.

Namun angka tersebut masih lebih baik dibandingkan ekspektasi pasar yang sebelumnya memperkirakan penurunannya mencapai 15%.

Impor China melonjak sebesar 16,5% pada bulan Desember 2019 karena didukung oleh kesepakatan awal perdagangan antara Amerka Serikat dan China.

China juga mengalami defisit perdagangan sebesar AS$ 7,09 miliar pada January-February 2020.

Padahal sebelumnya para analis memperkirakan China akan mengalami surplus perdagangan sebesar AS$ 24,6 miliar.

Corona telah menewaskan lebih dari 3.000 orang dan menginfeksi lebih dari 80 ribu orang di China. [ah]  

Sumber: VOA
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas