Menanti Nasib Olimpiade 2020 Jepang di Tengah Pandemi Global Corona, Tunggu Keputusan Akhir Maret
Setelah WHO mendeklarasikan level tertinggi Pandemik Dunia untuk virus corona, situasi penyelenggaraan Olimpiade lebih berpihak kepada Takahashi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kamis (12/3/2020) kemarin relay obor Olimpiade 2020 sudah dimulai dari Yunani. Sebelum terjadinya pandemi virus corona, semua bersemangat untuk menyambut api obor tersbeut.
Kini pemda mengimbau masyarakat di rumah saja, relay obor Olimpiade akan tetap berjalan di Jepang kemungkinan tanpa penonton, karena pandemi virus corona.
Sejak munculnya pandemi virus corona, perpecahan dua kubu penyelenggara telah terjadi, terutama antara Yoshiro Mori sang ketua dengan anggotanya Haruyuki Takahashi yang mantan atlet pelari dan punya hubungan sangat baik dengan kalangan IOC (International Olympic Committee).
"Terbaik Olimpiade diundur satu sampai dua tahun nanti," kata Takahashi dalam wawancara dengan Wall Street Journal.
Akibatnya Takahashi kena semprot Yoshiro Mori dan minta maaf kepada umum karena dianggap berkomentar sendiri tanpa koordinasi dengan Mori yang sudah pasti ingin sekali Olimpiade berjalan sesuai rencana.
Setelah WHO mendeklarasikan level tertinggi Pandemik Dunia untuk virus corona, situasi penyelenggaraan Olimpiade lebih berpihak kepada Takahashi.
Beberapa sumber Tribunnews.com mengungkapkan kemungkinan besar Olimpiade akan diundur ke tahun 2022 karena tahun 2021 semua acara olahraga sudah penuh.
Baca: Kenali Kepribadian dan Pilih Aroma dan Kemasan Parfum Sesuai dengan Tipe Diri, Dijamin Percaya Diri
Baca: Tata Cara Pengisian Sensus Penduduk Online 2020, Akses Melalui Situs Resmi BPS sensus.bps.go.id
Lalu ada apa di balik kedua kubu tersebut sebenarnya?
"Mori (82) yang mantan PM Jepang itu ingin sekali menyelenggarakan Olimpiade karena tahun ini bila ditunda pasti sedikitnya baru dilaksanakan 2022," ungkap sumber tersebut.
Mengapa dua tahun saja ditakutkannya?
"Pertama karena dia sudah tua sekali, capai sekali menghadapi Olimpiade, dan dua tahun lagi apakah dia masih hidup masih belum tahu, risikonya cukup besar dan Mori ingin segera menyelesaikan tugasnya agar tercatat dalam sejarah Jepang nantinya," tambahnya.
"Jadi sebenarnya lebih kepada kepentingan pribadinya, kebanggaannya bisa menjadi penyelenggara sebagai orang top Olimpiade di Jepang," lanjutnya.
Lalu Mori juga mendapat dukungan dari PM Jepang Shinzo Abe karena apabila diselenggarakan 2022, berarti kemungkinan besar Olimpiade diselenggarakan oleh PM Jepang yang baru.