Kuala Lumpur dan Selangor Hadapi Kelangkaan Air Bersih di Tengah Wabah Corona dan Lockdown
corona yang kian memburuk di Malaysia membuat sejumlah daerah di Kuala Lumpur (KL) dan Selangor kini menghadapi kelangkaan air bersih.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Mewabahnya virus corona (Covid-19) yang kian memburuk di Malaysia membuat sejumlah daerah di Kuala Lumpur (KL) dan Selangor kini menghadapi kelangkaan air bersih.
Hal ini dipicu ditutupnya empat pabrik pengolahan air, menyusul insiden pencemaran air di Sungai Selangor.
Dikutip dari laman Malay Mail, Rabu (18/3/202), perusahaan Air Selangor mengaku telah diberitahu bahwa empat instalasi pengolahan air, yakni SSP1, SSP2, SSP3 dan Rantau Panjang harus menghentikan operasional mereka pada Selasa malam, pukul 19.00 waktu setempat.
Baca: Khawatir Covid-19, Meghan dan Harry Haruskan Staf Menjaga Kebersihan dan Pakai Sarung Tangan Lateks
Baca: Gubernur Nonaktif Kepri Nurdin Basirun Dituntut 6 Tahun Penjara
Baca: BREAKING NEWS: Anies Baswedan Beberkan Penanganan Corona di Jakarta
Penghentian itu lantaran terdeteksi adanya pencemaran di wilayah pasokan air baku Sungai Selangor, jumlah yang tercemar pun diperkirakan sekitar dua ton.
Seperti yang disampaikan Kepala Komunikasi perusahaan Air Selangor Abdul Halem Mat Som, dalam pernyataan resminya hari ini.
"Lembaga Urus Air Selangor (LUAS), Air Selangor dan otoritas terkait saat ini sedang melakukan langkah-langkah penyelidikan dan mitigasi," kata Abdul.
Abdul mengatakan insiden kontaminasi ini telah dilaporkan ke LUAS untuk ditindak lebih lanjut.
Ia juga mengaku bahwa Air Selangor akan menyampaikan perkembangan terkini terkait daerah yang mengalami kelangkaan air ini melalui platform media sosial dan situs resminya www.airselangor.com.
"Untuk sementara waktu, konsumen diimbau untuk memakai air secara bijak," jelas Abdul.
Saat ini, pemerintah Malaysia pun tengah menerapkan sistem penguncian (lockdown) secara nasional untuk mengantisipasi penyebaran corona.
Pemberlakuan lockdown ini telah disampaikan pada Senin malam oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dan dimulai pada hari ini, 18 Maret hingga 31 Maret mendatang.