Meski Dilarang Pemerintah Kota Fuchu, Warga Jepang Tetap Rayakan Sanrekyu di Tepian Sungai Tama
Suasana di Jepang kembali meriah selama sanrenkyu (libur tiga hari berturut-turut), Minggu (22/3/2020) kemarin.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Suasana di Jepang kembali meriah selama sanrenkyu (libur tiga hari berturut-turut), Minggu (22/3/2020) kemarin.
Di Osaka, artis muda yang mulai menanjak melakukan pertunjukan live di basement dan dihadiri 100 pemuda.
Pengunjung pertandingan olahraga di Saitama Stadiun penuh antrean pengunjung, tempat pameran api (obor) Olimpiade yang dipajang di Sendai Perfektur Miyagi juga tak kalah ramai.
Baca: Suami Pulang ke Australia Saat Pandemi Corona, Melaney Ricardo Khawatir Tak Bisa Pulang Indonesia
Baca: Prihatin Virus Corona Semakin Mewabah, Ashanty Sebut akan Sumbangkan 200 Pack Ayam Setiap Hari
Tidak ketinggalan sepanjang Sungai Meguro sangat penuh orang untuk melihat Sakura yang mulai mekar.
Lebih parah lagi pelanggaran oleh warga Jepang di tepian Sungai Tama di Tokyo.
Pengumuman sudah dicantumkan oleh Pemerintah Kota Fuchu, melarang mengadakan acara barbeque di tepian Sungai Tama.
Namun warga tampak pura-pura tak tahu akan hal tersebut.
"Saya tak tahu kalau ada pengumuman itu. Yang penting kan tidak mengganggu sekelilingnya," ungkap Watanabe, seorang warga sekitarnya yang membuka tenda dan mengadakan acara barbeque ketiga dimintai komentarnya oleh Tribunnews.com, Minggu (22/3/2020).
Baca: Detik-detik Aparat Bubarkan Paksa Pengunjung Kafe di Surabaya Cegah Corona, Saya Beri 10 Menit
Baca: Mulai Hari Ini PNS Pemprov Aceh Bekerja dari Rumah, Termasuk Tenaga Kontrak
Demikian pula warga lain dari Adachiku.
"Kita stres kan dua minggu dirumahkan. Ya mumpung sanrenkyu kita jalan-jalan buka tenda dan bersenang sejenak di pinggir sungai ini," ucap Murakami kepada Tribunnews.com.
Suasana pinggir Sungai Tama sangat bersih dan nyaman sehingga membuat stres hilang menikmati keindahan alam.
Ada pula yang asyik memancing dan anak-anak bermain pasir sungai yang agak landai tersebut.
Seperti biasa, ketika hari sudah mulai gelap, mereka berbenah dan suasana kembali sepi.
Sampah pun sama sekali tidak ada, sangat sekali, sama seperti sebelum mereka tiba di bantaran Sungai Tama tersebut yang kembali senyap seiring kegelapan malam.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com