IMF: Ekonomi Dunia Masuki Resesi Terburuk Dibanding Krisis Keuangan Global
Direktur Pelaksana International Monetary Fund Kristalina Georgieva menegaskan bahwa ekonomi global telah memasuki resesi karena wabah virus corona.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Direktur Pelaksana International Monetary Fund (IMF), Kristalina Georgieva menegaskan bahwa ekonomi global telah memasuki resesi karena wabah virus corona (Covid-19).
Organisasi tersebut saat ini sedang mengerjakan proyeksi untuk menilai seberapa parah dampak corona ini terhadap perekonomian global.
Georgieva memperkirakan resesi cukup dalam akan terjadi dalam waktu dekat.
"Pemulihan diproyeksikan pada 2021, namun hanya jika virus ini bisa diatasi," kata Georgieva.
Ia mengatakan seluruh negara perlu meningkatkan langkah-langkah responsif secara agresif.
Baca: Penutupan Kunjungan dan Pendakian Gunung Bromo Diperpanjang
Baca: Pasien Corona yang Sembuh di Wuhan Kembali Positif, Teror Covid-19 di China Disebut Belum Berakhir
Dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (28/3/2020), IMF saat ini telah menerima banyak permintaan terkait pembiayaan darurat.
Ia menjelaskan, lembaga internasional itu telah menerima permintaan dari Jepang, Inggris dan China untuk pemberian bantuan kepada negara-negara miskin untuk mengantisipasi bencana ekonomi ini.
Kekhawatiran utama terkait dampak jangka panjang dari penghentian mendadak ekonomi dunia ini adalah risiko munculnya gelombang kebangkrutan dan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang tidak hanya dapat merusak pemulihan, namun juga mengikis hubungan antar masyarakat di dunia.
Ia memprediksi bahwa pasar negara berkembang akan membutuhkan bantuan senilai 2,5 triliun dolar Amerika Serikat (AS) dan perkiraan itu merupakan prediksi terburuk dari situasi ini.
"Pendekatan praktis akan diperlukan untuk mencegah negara-negara berhutang dan mengalami keterpurukan," jelas Georgieva.
Berbicara tentang AS secara khusus, ia menyampaikan bahwa tindakan untuk melindungi ekonomi terbesar di dunia tentunya akan sangat diperlukan.
Georgieva menyebut paket kebijakan stimulus AS sebesar 2 triliun dolar AS yang telah diusulkan Presiden Donald Trump merupakan langkah yang sangat baik.
Menurutnya, penting untuk melindungi pekerja dan keluarga dari peristiwa hilangnya pendapatan mereka secara tiba-tiba.