Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setelah Tes Drive Thru, Ini Cara Korsel Tangani Corona, dari Aplikasi, Walk Thru & Ancaman Deportasi

Berikut inovasi Korea Selatan dalam menangani virus Corona setelah tes 'drive thru', dari aplikasi hingga ancaman deportasi bagi pelancong

Editor: Talitha Desena Darenti
zoom-in Setelah Tes Drive Thru, Ini Cara Korsel Tangani Corona, dari Aplikasi, Walk Thru & Ancaman Deportasi
AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT
Para petugas dilengkapi pakaian pelindung menyemprotkan cairan desinfektan di sebuah pasar di daerah Daegu, Korea Selatan, menyusul meluasnya wabah virus corona di negara itu, Minggu (23/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan. 

TRIBUNNEWS.COM - Korea Selatan dipuji atas penanganan mereka terkait Covid-19.

Negara tersebut dianggap terdepan dalam melaksanakan Rapid test melalui berbagai cara termasuk 'drive thru'.

Ini beragam inovasi yang dilakukan Korea Selatan dalam penanganan Covid-19.

Berikut inovasi Korea Selatan dalam menangani virus Corona setelah tes 'drive thru', dari aplikasi hingga ancaman deportasi bagi pelancong.

Korea Selatan dianggap baik dalam melakukan penanganan pandemi virus Corona di negara mereka.

Korea Selatan telah menyatakan darurat virus Corona sejak bulan Februari lalu.

 Ingat Model Cilik Korea yang Viral Pose dengan Kursi Kondangan Wonogiri Misterius? Ini Kabarnya!

 Naik Drastis, Jumlah Kasus Virus Corona di Korea Selatan Lebih dari 3000 Pasien

Pasien Virus Corona di Korsel Naik Tajam Jadi 763 Orang, Presiden Naikkan Status ke Level Tertinggi
Pasien Virus Corona di Korsel Naik Tajam Jadi 763 Orang, Presiden Naikkan Status ke Level Tertinggi (EPA-EFE/YONHAP SOUTH KOREA OUT(YONHAP))

Naiknya jumlah kasus virus Corona tersebut diduga berasal dari sebuah sekte di Korea Selatan yang dianggap 'sesat yang bernama Gereja Shincheonji.

Berita Rekomendasi

Banyaknya anggota Shincheonji kini tertular, yang diduga dimulai dari perempuan 61 tahun yang mengalami demam pada 10 Februari lalu.

Wanita tersebut menolak untuk diperiksa dan malah berpergian ke tempat-tempat publik.

Setelah pasien semakin banyak, pemerintah langsung dengan cepat melakukan penanganan.

HALAMAN SELANJUTNYA ======>

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas