Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Peneliti Sebut Italia Ulangi Kesalahan China dengan Lakukan Karantina di Rumah

Dokter dan peneliti mengklaim, karantina di rumah yang dilakukan pemerintah Italia sama dengan mengulangi kesalahan yang dibuat China.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Peneliti Sebut Italia Ulangi Kesalahan China dengan Lakukan Karantina di Rumah
AFP/JOSEP LAGO
Anggota Unit Darurat Militer (UME) melakukan desinfeksi umum di binatu fasilitas perawatan yang diperpanjang Sant Antoni di Barcelona. Spanyol. Jum'at (27 Maret 2020). Korban tewas di Spanyol melonjak lebih dari 4.800 hari ini setelah 769 orang meninggal dalam 24 jam, dalam angka rekor satu hari untuk kematian, kata pemerintah. Spanyol memiliki angka kematian tertinggi kedua di dunia setelah Italia, dan sejauh ini menderita 4.858 kematian, sementara jumlah kasus melonjak menjadi 64.059. (AFP/Josep LAGO) 

Jejak Tiongkok

Lebih jauh, Liang mengatakan, timnya menyarankan agar Italia mengikuti jejak Tiongkok.

Secara paksa mengisolasi pasien dengan gejala ringan dari keluarga mereka.

Terkait hal ini, Peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Xiao Ning angkat bicara.

Ia mengatakan, sebuah penelitian di satu provinsi China menunjukkan, 80 persen infeksi kluster berasal dari orang yang di suruh istirahat di rumah.

Umumnya, keluarga di Italia tinggal di apartemen yang lebih luas dibanding dengan tempat tinggal orang-orang di Wuhan, kata Liang.

Meski pun ada upaya mengisolasi yang terinfeksi dari kamar terpisah, Liang menambahkan, seluruh keluarga terinfeksi satu orang yang sakit di tengah-tengah mereka.

Berita Rekomendasi

"Kami tidak dapat mengatakan, apakah karantina rumah di Italia benar atau salah," kata Xiao.

"Karena masing-masing negara memiliki mekasnisme sendiri, tetapi kami menemukan beberapa masalah," ungkap Xiao.

Rumah Sakit di Italia

Lebih lanjut, Xiao memuji sistem perawatan kesehatan Italia.

Ia mengatakan, rumah sakit di Italia merawat pasien yang mengidap virus corona dengan sangat baik.

Tetapi, seperti diberitakan sebelumnya, Italia menderita kekurangan alat pelindung diri (APD).

Seorang tenaga medis menghibur rekannya saat pergantian jam kerja di RS Cremona, Lombardy, tenggara Milan, Jumat (13/3/2020). Italia adalah negara dengan tingkat pandemi virus corona tertinggi di dunia mengalahkan Cina, dengan jumlah kasus positif di atas 85 ribu jiwa dan lebih dari 9 ribu orang meninggal dunia hingga 29 Maret 2020. Ganasnya penyebaran Covid-19 di Italia membuat tenaga medis yang terbatas mulai kewalahan. AFP/PAOLO MIRANDA
Seorang tenaga medis menghibur rekannya saat pergantian jam kerja di RS Cremona, Lombardy, tenggara Milan, Jumat (13/3/2020). Italia adalah negara dengan tingkat pandemi virus corona tertinggi di dunia mengalahkan Cina, dengan jumlah kasus positif di atas 85 ribu jiwa dan lebih dari 9 ribu orang meninggal dunia hingga 29 Maret 2020. Ganasnya penyebaran Covid-19 di Italia membuat tenaga medis yang terbatas mulai kewalahan. AFP/PAOLO MIRANDA (AFP/PAOLO MIRANDA)

Menurutnya, setelah langkah-langkah ketat untuk mempertegas lockdown dan pergerakan orang, infeksi virus corona di Italia mungkin telah mencapai puncaknya.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas