Kisah Mantan Anggota Yakuza Jepang Tetap Bertahan Hidup Tanpa Asuransi
Kehidupan Gokudo atau yakuza (mafia Jepang) semakin bertambah sulit saat ini, namun tetap bertahan tanpa asuransi sekalipun.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kehidupan Gokudo atau yakuza (mafia Jepang) semakin bertambah sulit saat ini, namun tetap bertahan tanpa asuransi sekalipun.
"Kehidupan yakuza yang telah ke luar sangatlah sulit bahkan tanpa asuransi," ungkap Takashi Nakamoto (54) yang telah 30 tahun berada di dalam Kudokai, yakuza terbesar di selatan Jepang, terutama KitaKyushu.
Setelah dikeluarkan UU anti yakuza No.77 tahun 1991 mengenai Anti Kejahatan Terorganisir (Botaiho) kehidupan yakuza semakin sulit lagi.
Bahkan sampai Oktober 2012 pemerintah merevisi UU Anti-Yakuza untuk ke-34 kalinya.
Salah satu anggota yakuza yang telah beralih menjadi orang biasa di masyarakat, Nakamoto, sempat menjadi pimpinan di Kudokai, menceritakannya kepada Tribunnews.com, Kamis (2/4/2020) betapa sulitnya kembali ke masyarakat normal.
"Setelah lepas dari yakuza pun, ketentuan memang 5 tahun dimonitor pihak kepolisian intelijen. Namun kenyataannya lebih dari itu," ungkapnya.
Namun niat baiknya tetap memberikan semangat besar untuk menjadi orang sukses di masyarakat umumnya dan itu terbukti dengan pembukaan toko (restoran) udon miliknya di Kokura Kitakyushu bernama Yomogi Udon Darums.
Setiap hari dari jam 10 pagi orang sudah antre dan selesai sekitar jam 2 siang sudah habis terjual.
Baca: Waspadai Potensi Koreksi IHSG ke Level 4.000
Baca: UPDATE Corona Hari Ini, 2 April 2020: Kasus Global Tembus 935.287, Hampir 200 Ribu Dinyatakan Sembuh
"Bayangkan kehidupan tanpa asuransi di Jepang sulit dan berat sekali bukan?" kata dia.
Sebagai gambaran kehidupan tanpa asuransi, untuk periksa gigi saja tanpa diberikan obat, dengan asuransi umum (kokumin kenko hoken) maka harus bayar sedikitnya 1.500 yen.
1.500 yen atau 30 persen yang dibayar. Artinya, kalau dilihat gigi saja, diperiksa, tanpa asuransi, maka harus bayar sekitar 5.000 yen atau sekitar Rp 800.000.
Apalagi kalau diberikan obat dan juga dilakukan tindakan.
Kehidupan yang sangat sulit bagi ex yakuza yang ingin kembali ke masyarakat juga terlihat dari data yang ada saat ini.