VIDEO Adzan Dikumandangkan Pertama Kalinya di Kota Brussels Sejak Wabah Covid-19
Berikut momen mengharukan saat adzan kembali berkumandang di Kota Brussels, Belgia Eropa.
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Berikut momen mengharukan saat adzan kembali berkumandang di Kota Brussels, Belgia Eropa.
Adzan telah dikumandangkan di Kota Brussels pada Rabu (1/4/2020).
Dikutip dari muslimobsesion.com, sebelumnya Otoritas Belgia melarang semua shalat berjamaah di masjid-masjid untuk memutus mata rantai virus corona.
Sampai berita ini diturunkan menurut data dari worldometer, kasus Covid-19 di Belgia terdapat 15.348 kasus, dengan kematian 1.011 orang. Sedangkan yang sembuh 2.495
Tetapi sekarang, mereka mengizinkan adzan berkumandang dalam upaya untuk meningkatkan moral umat Islam.
Dari rekaman video yang dibagikan di instagram @sahabatsurga terdengar suara adzan menggema di kota Brussels.
Setelah berakhir adzan, tepuk tangan bergemuruh di seluruh penjuru kota sebagai tanda rasa syukur dan bahagia.
Baca: Potret Beruang Dikurung sampai Luka, Diambil Empedunya untuk Obat Corona
Baca: Cara Tingkatkan Kekebalan Tubuh dengan Konsumsi Berbagai Asupan Vitamin, Ini Daftarnya
Baca: Viral Video Kumandang Adzan di Kuwait, Muadzin Menangis Minta Warga Salat di Rumah Masing-masing
Islam memang sedang berkembang di benua Eropa.
Beberapa kota besar di Uni Eropa diketahui memiliki populasi Muslim yang terus bertambah.
Salah satu kota dengan penduduk Muslim yang cukup besar adalah Brussel, ibu kota Belgia.
Muslim saat ini menyumbang seperempat dari total populasi di Brussel. Fakta ini tertulis dalam buku terbaru yang diterbitkan Universitas Katolik Leuven, sebuah universitas bergengsi di Belgia.
Statistik juga menunjukkan, jumlah Muslim di Brussel adalah setengah dari seluruh Muslim yang tinggal di Belgia.
Saat ini, jumlah Muslim di Brussel sudah menyentuh angka 300 ribu orang.
Jumlah yang cukup signifikan ini membuat wajah dan gaya hidup di Brussel sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai Islami.
Bahkan, seorang ahli sosiologi, Felice Dassetto, dalam bukunya The Iris and The Crescent memprediksi, Muslim akan menjadi penduduk mayoritas di Brussel pada 2030 mendatang.
Buku yang memuat hasil riset sang penulis dipublikasikan pada 18 November 2011 silam.
Sementara ibu kota Belgia, yakni Brussel, tercatat sebagai salah satu kota di Uni Eropa dengan penduduk Muslim terbesar.
Populasi Muslim di Belgia ini diprediksi terus merangkak naik.
Jika saat ini masih menyumbang enam persen dari total populasi Muslim di Eropa, pada 2020 mendatang persentasenya bakal membengkak menjadi 20 persen.
Keberadaan Muslim di Brussel pun kian hari kian terlihat.
Seperti dikatakan Dassetto, keberadaan Muslim yang kian tampak itu ditandai dengan bertambah jumlah masjid berikut menaranya yang menjulang tinggi.
Bukti nyata lainnya bisa dilihat dari bertambahnya perempuan-perempuan berjilbab di berbagai sudut kota dengan beragam aktivitasnya.
Brussels merupakan ibu kota Belgia. Islam di Belgia adalah agama minoritas namun menjadi agama terbesar kedua di negara ini setelah Kristen.
Jumlah pasti Muslim di Belgia tidak diketahui tetapi berbagai sumber memperkirakan bahwa 4,0% hingga 6,5% dari populasi negara itu menganut Islam.
Baca: Ambulans Bawa Jenazah Covid-19 Berjalan Mundur di Pemakaman, Keluarga Adzan di Atas Kuburan
Kehadiran Islam pertama di Belgia terdaftar pada tahun 1829, tetapi kebanyakan Muslim Belgia adalah imigran generasi pertama, kedua, atau ketiga yang tiba setelah tahun 1960-an.
Pemerintah Belgia tidak mengumpulkan atau mempublikasikan statistik tentang afiliasi agama, sehingga jumlah persis Muslim di Belgia tidak diketahui.
Pada 2014, berbagai sumber memperkirakan Muslim menjadi 4,0% hingga 6,5% dari populasi negara itu.
Centre de Relations Européennes memperkirakan pada tahun 2000 bahwa ada sekitar 30.000 orang yang masuk Islam di Belgia.
Muslim tersebar tidak merata di seluruh Belgia dengan mayoritas terkonsentrasi di distrik kelas pekerja di kota-kota besar di seluruh negeri.
Hampir 40% Muslim Belgia tinggal di ibu kota, Brussel.
Sekitar 39% tinggal di Flanders dan 21% tinggal di Wallonia.
Sensus agama dan etnis dilarang di Belgia, jadi tidak ada angka akurat tentang jumlah umat Muslim di Belgia.
Kebangsaan tidak dapat digunakan sebagai indikator agama, karena kebanyakan orang dengan akar di negara-negara Islam telah mengambil kewarganegaraan Belgia.
Anak-anak mereka lahir sebagai warga negara Belgia dan karenanya tidak dapat dibedakan dari non-Muslim dalam statistik.
Menurut Departemen Menteri-Presiden Brussels, Rudi Vervoort, Eksekutif Muslim Belgia (EMB) telah mengajukan permintaan untuk pengakuan Masjid Agung Brussels.
Saat ini, ada 21 masjid yang diakui di Daerah Brussels, dan delapan lainnya memiliki permintaan pengakuan mereka yang tertunda.
Dikutip dari BrusselsTimes pada Januari 2020, permintaan Masjid Agung di Taman Cinquantenaire sekarang akan ditambahkan ke daftar itu, karena EMB mengajukan dokumen seminggu lalu.
Selama itu ada, Masjid Agung dijalankan oleh Pusat Kebudayaan Islam Belgia (ICCB), yang dibiayai oleh Arab Saudi.
Namun, setelah serangan teror pada tahun 2016, diputuskan, setelah penyelidikan, bahwa ICCB tidak lagi diizinkan untuk mengoperasikan masjid.
Komisi Investigasi Parlemen menganggap bahwa ICCB menyebarkan Salafisme Wahhabi, sebuah tren yang dapat memainkan peran dalam radikalisme dan radikalisme keras.
Lalu ICCB tak lagi mengelola masjid ini pada tahun 2019 dan kini Eksekutif Muslim Belgia ditunjuk untuk mengambil alih pengelolaan masjid.
Namun kapan Masjid Agung akan secara resmi diakui belum jelas, karena pemerintah Brussels memutuskan setelah berkonsultasi dengan FPS Justice dan komune.
"Saya berharap bahwa pengakuan yang efektif akan segera menyusul, dan bahwa pengakuan ini dengan nilai simbolik yang ditambahkan akan mendorong masjid-masjid lain untuk juga mengajukan pengakuan resmi," kata Vervoort. (Warta Kota/ Dian Anditya Mutiara)
Artikel ini telah tayang di Warta Kota dengan judul "Mengharukan, Pertama Kalinya Adzan Berkumandang di Kota Brussels Sejak Wabah Covid-19"