Kisah Warga Malaysia Berjalan 120 Km ke Kampungnya untuk Hindari Covid-19
Setelah menjalankan semua pemeriksaan di rumah sakit, dokter mengatakan kepadanya, bisa menjalani karantina mandiri di rumah
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
Dia namai anjing itu Hachiko.
"Saya pikir anjing itu akan meninggalkanku di tengah jalan. Tapi tidak ia terus bersama saya sepanjang jalan, itulah sebabnya saya memutuskan untuk mengadopsi Hachiko," kisah Mangundok.
Sepanjang jalan, mereka beristirahat di halte bus dan melewati beberapa rintangan dan bertemu teman baru, berhenti kala hujan, serta berjalan naik dan turun bukit.
"Pada setiap pembatas jalan, polisi dan aparat keamanan lainnya yang bertugas bertanya, mau kemana saya pergi? Ketika saya mengatakan kepada mereka bahwa saya sedang menuju kota Marudu, mereka tidak bisa percaya tapi akhirnya saya meyakinkan mereka, bahwa saya tidak bercanda, " kata Mangundok.
Dia menjelaskan alasannya dan menunjukkan kepada mereka paspor dan surat-surat dari rumah sakit sebagai bukti.
Polisi dan aparat keamanan kemudian menyarankannya untuk berhati-hati, waspada dan beristirahat di tempat yang terang benderang.
"Mereka juga menawarkan bantuan, naik kendaraan. Tapi saya menolak karena saya punya anjing ini dan saya tidak ingin menimbulkan risiko kesehatan bagi siapa pun, meskipun dokter mengatakan saya sehat," ucapnya.
Mangundok mampir ke toko kelontong untuk membeli air dan makanan kaleng sarden untuk Hachiko.
Ia tidak makan, lagi tidak nafsu makan karena kelelahan.
Pada pagi hari 28 Maret, dekat Kg Tandasan di Kota Belud, setengah jalan ke Kota Marudu, Mangundok melihat saudara lelakinya yang mengemudi di suatu tempat dan melambaikan tangan kepadanya.
Baca: Begini Cara Warga Wuhan Merayakan Kebebasan Setelah Lockdown Dicabut
"Pada saat itu, saya pikir mereka semua khawatir karena ponsel saya tidak aktif, mati selama dua hari dan mereka belum mendengar kabar dari saya sejak tiba di bandara," katanya.
Ia menambahkan, saudaranya itu kemudian berbalik dan menemuinya.
Melalui saudaranya itu, Mangundok memberikan kabar kepada keluarga, bahwa dia telah berjalan selama tiga hari.
Dia juga meminta keluarganya untuk membawa mobilnya kepadanya, sehingga bisa pulang dan membawa teman barunya.