Wuhan Cabut Lockdown, Puluhan Ribu Orang Tinggalkan Kota
Setidaknya 55 ribu orang naik kereta meninggalkan Wuhan pada Rabu (8/4/2020). Sementara itu, 100 penerbangan komersil mulai berjalan
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Sementara itu Rong Laiqi, seorang sopir taksi berusia 60 tahun di Wuhan, mengatakan dia masih tidak yakin apakah relaksasi pembatasan perjalanan itu berpengaruh padanya.
Rong hampir tidak mencari nafkah selama 11 minggu terakhir.
Kini ia pun belum mendengar kabar dari perusahaan tempat ia bekerja dulu, apakah ia bisa kembali menarik penumpang atau belum.
Meski belum jelas, setelah dua bulan hidup dalam karantina, Rong mengatakan bahwa dia senang lockdown telah berakhir.
Namun, karena ada laporan orang terinfeksi tetapi tidak menunjukkan gejala, ia menyebut ia dan keluarganya masih akan tetap berhati-hati ketika mereka pergi.
Sementara itu, warga lain berkesempatan untuk mengucapkan terima kasih kepada ribuan pekerja medis yang telah berada di garis depan pertempuran melawan Covid-19 di Wuhan.
Sebuah spanduk besar yang dipajang di jembatan jalan raya bertuliskan:
"Kamu adalah orang-orang yang paling mengagumkan di era baru."
"Orang-orang di Wuhan akan selalu mengingatmu."
Ada sekitar 11.000 penduduk Beijing yang terdampar di Wuhan saat lockdown.
Kini 866 di antaranya telah meninggalkan kota dengan naik kereta api berkecepatan tinggi, kata Chen Pei, wakil sekretaris jenderal pemerintah kota ibukota.
Pihak berwenang di Beijing mengatakan mereka akan membatasi jumlah pengungsi yang kembali dari Wuhan menjadi sekitar 1.000 per hari.
Semua pendatang dari Wuhan akan dites untuk virus corona.
Tindakan serupa juga dilakukan di provinsi selatan Guangdong.
Mereka yang dinyatakan negatif diizinkan memasuki wilayah tersebut, kata pihak berwenang setempat.
Namun, mereka yang dinyatakan negatif pun diminta untuk tetap di rumah selama mungkin jika mereka tidak bekerja.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)