Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Iwate Satu-satunya Perfektur di Jepang Tanpa Pasien Covid-19, Penduduknya Banyak Tak Bermasker

Pemerintah prefektur saat ini menerima pertanyaan tentang mengapa tidak ada orang yang terinfeksi, baik di dalam maupun di luar prefektur.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Iwate Satu-satunya Perfektur di Jepang Tanpa Pasien Covid-19, Penduduknya Banyak Tak Bermasker
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Perfektur Iwate di utara Jepang yang masih belum tercemar infeksi Covid-19. 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Iwate hingga saat ini menjadi satu-satunya perfektur di Jepang yang belum ada korban terinfeksi Covid-19. Perfektur Iwate berada di sebelah utara Jepang.

"Meskipun banyak yang tak bermasker karena merasa daerahnya masih bersih, tetap ada perasaan krisis yang kuat di antara rumah tangga di Iwate, di mana ada banyak lansia dan lansia yang hidup selama tiga atau empat generasi bersama dengan orang lanjut usia yang memiliki penyakit kronis," ungkap sumber Tribunnews.com, Minggu (12/4/2020).

"Saya pikir ini hanya masalah waktu sebelum orang terinfeksi," tambah sumber itu.

Menurut sebuah analisis, penyebaran infeksi di Jepang dipicu oleh kedatangan banyak wisatawan dari Tiongkok selama Tahun Baru China beberapa waktu lalu.

Di Iwate, ada lebih banyak turis dari Taiwan daripada dari China daratan seperti yang mendatangi Perfektur Hokkaido dan Miyagi.

Baca: Ganjar Pranowo: Para Perawat Tak Pernah Tolak Pasien Covid-19, Kenapa Tega Menolak Jenazah Mereka?

Ada juga penerbangan langsung dari Taipei ke Bandara Hanamaki, dan Goto Shinpei Memorial Hall (Kota Oshu), yang berkontribusi pada pengembangan Taiwan sebagai Gubernur Jenderal Taiwan, sebagai tempat yang populer.

Berita Rekomendasi

"Karena jumlah wisatawan dari daratan China lebih kecil daripada di prefektur lain, infeksi mungkin tidak menyebar pada Januari atau Februari," katanya.

Pemerintah prefektur saat ini menerima pertanyaan tentang mengapa tidak ada orang yang terinfeksi, baik di dalam maupun di luar prefektur.

Dalam kasus di luar prefektur, ada nuansa bahwa "Ada langkah-langkah khusus", dan seorang pejabat prefektur mengatakan, "Perjalanan pulang-pergi Shinkansen ke Tokyo lebih dari 30.000 yen, mahal ya. Jadi kita tidak bisa mudah ke Tokyo karena mahal. Kami pikir itu salah satu penyebabnya. Selain juga rakyat Iwate rajin mencuci tangan sejak dulu."

Namun, alasan untuk pertanyaan dari penghuni prefektur berbeda. "Bukankah itu karena jumlah tes PCR sedikit?"

Bahkan, jumlah tes PCR untuk memeriksa infeksi adalah 136 pada tanggal 10 April, terendah di Jepang.

Perfektur Tottori dan Shimane, yang bersaing untuk "orang yang tidak terinfeksi" sampai akhirnya terinfeksi juga kemarin, sekitar seperlima dan dua perlima dari jumlah kasus di mana jumlah orang yang terinfeksi.

Baca: Ucap Belasungkawa untuk Glenn Fredly, Inul Daratista Malah Dibuat Kesal Gegara Komentar Netizen

Jumlahnya lebih rendah dari Miyagi (660), Akita (491) dan Aomori (313).

Meskipun kecurigaan bahwa "sistem inspeksi tidak berkembang dengan baik" tampaknya masuk akal dalam arti tertentu, dan pihak Iwate langsung menyangkal bahwa "inspeksi yang diperlukan sedang dilakukan."

Segera setelah deklarasi darurat di tujuh prefektur seperti Tokyo dan Osaka diumumkan, pihak perfektur mengumumkan pengendalian diri di Iwate.

"Tidak ada salahnya mempertahankan jumlah orang yang terinfeksi, tetapi begitu terinfeksi, risiko ekspansi mendadak meningkat nantinya. Hal inilah yang jadi perhatian rakyat di Iwate," kata dia.

Masker pun masih banyak dijual di dekat stasiun kereta api Iwate. Tidak seperti di Tokyo yang saat ini masih kosong di mana-mana.

Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas