Pertama Kali Sejak 18 Tahun Lalu, Harga Minyak WTI Anjlok Hingga 19 Dolar AS Per Barel
Harga minyak mentah WTI berjangka untuk pengiriman Mei mendatang, turun sebesar 4,28 persen menjadi 19,02 dolar AS per barel.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Dewi Agustina
Arab Saudi dilaporkan mampu menjual sekitar 600 ribu barel per hari (bpd) minyak mentah ke AS.
Volume harian yang dijual Arab Saudi ke AS selama April diprediksi menjadi yang tertinggi selama periode satu tahun.
Ekspor besar-besaran Arab Saudi pada bulan sebelumnya bahkan memiliki volume lebih tinggi.
Menurut CNBC, pengiriman Saudi mencapai lebih dari dua kali lipat pada periode Februari hingga Maret atau naik dari 366.000 barel menjadi 829.540 barel per hari.
Ini berarti pengiriman minyak mentah pada Maret lalu mencapai 25 juta barel, angka ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2018. Sejumlah laporan menyebut angka-angka itu pada April semakin meroket.
Dalam dua pekan pertama saja, 1,46 juta barel per hari minyak Saudi dikirimkan ke pelabuhan AS.
Arab Saudi sebelumnya memang meningkatkan produksi minyaknya hingga mencapai rekor lebih dari 12 juta barel per hari.
Ekspor minyak mentah Saudi terus membanjiri pasar yang sudah tenggelam oleh minyak, setelah gagal menemukan kesepakatan bersama terkait pemangkasan produksi dengan Rusia selama pembicaraan yang dilakukan pada awal Maret lalu.
Baca: Persebaya Surabaya Gelar Latihan Secara Daring, Dipimpin Langsung Aji Santoso
Runtuhnya kesepakatan OPEC + sebelumnya juga telah menambah tekanan pada harga minyak kibat pandemic Covid-19 yang melumpuhkan permintaan global terhadap minyak mentah.
Situasi mengerikan di pasar minyak ini akhirnya memaksa produsen besar untuk mengadakan pembicaraan darurat pada pekan lalu dan menghasilkan kesepakatan bersejarah baru.
Namun pemangkasan sebesar 9,7 juta barel per hari yang rencananya berlaku dalam produksi minyak mentah global, ternyata tidak berlaku hingga Mei mendatang.
Selain itu, masih ada beberapa kekhawatiran yang muncul, satu di antaranya adalah upaya OPEC + yang dinilai tidak cukup untuk mengimbangi kelebihan pasokan yang dipicu oleh pandemi Covid-19. (tribunnetwork/fit)