Pakistan Izinkan Salat Berjamaah di Masjid selama Ramadan, Sejumlah Pihak Ungkap Kekhawatiran
Pakistan Izinkan Salat Berjamaah di Masjid selama Ramadan, Sejumlah Pihak Ungkap Kekhawatiran
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Keputusan pemerintah Pakistan untuk mengizinkan ibadah salat di masjid saat Ramadan membuat khawatir banyak pihak, termasuk para pejabat kesehatan.
Banyak yang menilai keputusan itu membahayakan negara yang sedang berjuang melawan krisis Covid-19.
Seperti yang dilansir Arab News, meski ada kekhawatiran, jemaah masjid diperkirakan akan meningkat terutama waktu salat maghrib atau isya.
Dr Qaiser Sajjad, sekretaris jenderal Asosiasi Medis Pakistan (PMA) mengatakan, kepada Arab News:
"PMA prihatin dengan situasi ini."
"Kami khawatir kasus virus bisa naik karena pertemuan massal."
"Kami hanya bisa berharap orang-orang akan melakukan langkah pencegahan."
Baca: Para Dokter di Pakistan Unjuk Rasa Minta APD, Polisi Malah Bertindak Brutal, Pukuli Pakai Senapan
Ia menambahkan, Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan telah memperingatkan, jumlah kasus virus corona kemungkinan akan meningkat pada pertengahan Mei.
"Jika dua masjid suci di Mekah dan Madinah saja dapat memperpanjang penangguhan shalat selama Ramadhan, mengapa Pakistan tidak?" ujar Sajjad bertanya-tanya.
Padahal ia juga menekankan, social distancing dan isolasi telah terbukti penting untuk memperlambat penyebaran Covid-19.
Setelah pertemuan antara Presiden Pakistan Arif Alvi dan para pemimpin agama pada 18 April lalu, pemerintah memutuskan untuk mencabut batasan jumlah jemaat selama Ramadhan.
Akan diterapkan pula 20 poin SOP untuk mencegah penyebaran infeksi.
"Melanggar SOP artinya dosa, karena semua ulama dan mashaikh (pemimpin agama dan spiritual) telah menyetujuinya," kata Alvi setelah pertemuan itu.
Sesuai dengan prosedur, masjid harus menghilangkan karpet dan membersihkan lantai.