Kim Jong Un Dikabarkan Meninggal Dunia, Alami Kondisi Vegetatif setelah Operasi Jantung
Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un dikabarkan meninggal pada Sabtu (25/6/2020), malam.
Editor: Ayu Miftakhul Husna
TRIBUNNEWS - Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un dikabarkan meninggal pada Sabtu (25/6/2020), malam.
Kabar tersebut disampaikan oleh media Inggris Daily Express yang merujuk sejumlah sumber.
Media lain yang terbit di London, Metro, dan media AS, New York Post, juga menyampaikan hal yang sama.
Klaim mengenai kematian Kim Jong Un ini dikutip dari beberapa media di China dan Jepang dengan mengambil sumber yang diyakini berada di Korea Utara.
Sumber lain menyatakan dia terbaring di ranjang dalam keadaan vegetatif tanpa harapan untuk pemulihan setelah operasi jantung yang gagal.
Baca: Berdasar Artikel dan Gambar, Pakar Semenanjung Korea Meyakini Kim Jong Un Telah Wafat
Baca: Media Jepang Sebut Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dalam Kondisi Koma
Berbeda dari koma, keadaan vegetatif adalah kondisi batang otak mati sehingga pasien hidup tetapi tidak sadar sama sekali.
Adapun koma menunjukkan pasien tidak sadar berkepanjangan namun aktivitas fungsi luhur otak masih berlangsung semisal memori, pengenalan lingkungan, dan kepekaan terhadap rangsang, meski teramat samar.
Dalam kondisi vegetatif, pasien bisa saja membuka tutup mata atau menangis tapi semua gerakan itu muncul tanpa disertai kesadaran.
Penyebabnya adalah berbagai fungsi luhur yang diatur batang otak atau otak bagian tengah (medulla oblongata) telah hilang.
Karena jalannya rezim Korea Utara bersifat sangat rahasia, klaim kematian Kim Jong-un sangat sulit untuk diverifikasi dari pengumuman resmi negara.
Namun seorang wakil direktur media di Hong Kong, yang mengaku sebagai keponakan menteri luar negeri China, menyampaikan kabar kematian itu benar adanya.
Shijian Xingzou Wakil direktur Televisi Satelit HKSTV mengatakan bahwa 'sebuah sumber yang sangat kuat' telah memberitahunya bahwa Kim Jong Un sudah mati.
Sumber lain sebelumnya melaporkan bahwa tim medis China telah dikirim ke ibukota Korut, Pyongyang.
Tak lama setelah pernyataan Shijian itu, media Jepang bernama Shukan Gendai mengklaim Kim Jong Un dalam keadaan vegetatif seusai menjalani operasi jantung.
Media ini menyatakan seorang dokter China, yang diyakini sebagai bagian dari tim yang dikirim ke Pyongyang, melaporkan keputusan Kim Jong Un menunda-nunda bedah jantung malah membuatnya sakit parah.
Rincian spesifik lebih lanjut tidak diketahui.
Ada sumber terdiri dari tiga orang yang mengakui kepada Reuters bahwa China telah mengirim tim dokter ke Korea Utara untuk menentukan status kesehatan Kim Jong Un.
Delegasi tersebut meninggalkan Beijing pada Kamis (23/4/2020).
Tim ini beranggotakan dokter dan pejabat Partai Komunis China.
Secara resmi pengiriman delegasi tersebut tidak diumumkan.
Beijing sejauh ini juga menolak berkomentar.
Awal pekan ini, spekulasi menyebar bahwa pemimpin Korea Utara itu dalam keadaan sakit setelah menjalani operasi jantung pada 12 April.
Spekulasi yang muncul dari kabar yang tidak dikonfirmasi ini secara cepat ditolak pejabat pemerintah Korea Selatan dan seorang pejabat China.
Mereka mengatakan tidak menemukan tanda-tanda aktivitas tidak biasa di Korut yang menguatkan klaim itu.
Kamis (23/4/2020), Presiden AS Donald Trump juga menampik kabar bahwa Kim sakit parah.
Dia mengatakan, "Saya pikir laporan itu salah."
Di sisi lain, Trump menolak mengatakan apakah dia telah berhubungan atau mendapat kabar dari pejabat berwenang Korea Utara.
Sehari berikutnya, Rabu, sebuah sumber di Korea Selatan mengatakan pihak intelijen melaporkan Kim masih hidup dan kemungkinan besar akan segera muncul di depan publik.
Seorang pejabat yang akrab dengan intelijen AS mengatakan Kim memang diketahui memiliki masalah kesehatan.
Namun, mereka tidak punya alasan untuk menyimpulkan bahwa dia sakit parah atau tidak mampu muncul kembali di depan umum.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam sebuah wawancara dengan Fox News juga tak bisa memastikannya.
"Saya tidak punya apa-apa yang bisa saya bagikan kepada Anda malam ini tetapi orang-orang Amerika harus tahu bahwa kami (pemerintah) memperhatikan situasi ini dengan sangat tajam," tandasnya.
Korea Utara adalah salah satu negara yang paling tertutup di dunia.
Kesehatan para pemimpinnya diperlakukan sebagai masalah keamanan negara.
Media resmi pemerintah Korut terakhir melaporkan keberadaan Kim ketika dia memimpin pertemuan pada 11 April 2020.
Selanjutnya tidak ada laporan bahwa Kim hadir dalam sebuah acara peringatan hari ulang tahun kakeknya, mendiang Kim Il Sung, pada 15 April.
Padahal acara itu merupakan peringatan yang penting di Korea Utara.
Spekulasi tentang kesehatan Kim Jong Un yang buruk dipicu oleh kebiasaan merokok yang berat, obesitas, dan penyakit jantung keturunan. (aim)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kim Jong Un Dikabarkan Meninggal Tadi Malam, Ada pula Klaim Alami Kondisi Vegetatif.
(Tribunjateng.com/ Abduh Imanulhaq)