Sebuah Video Mengklaim Kematian Kim Jong Un Beredar di Korea Utara, Pemerintah Investigasi Sumbernya
Sebuah video yang mengklaim kematian Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un beredar luas di Korea Utara.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
"Kementerian Keamanan Negara dan kantor polisi setempat terus mengawasi orang-orang yang membuat panggilan internasional dan pesan teks," tambah sumber itu.
Sementara itu sumber lainnya menilai warga kebingungan dengan adanya video itu.
"Video ini membingungkan warga biasa maupun anggota partai dan pejabat lainnya ketika mereka pertama kali melihatnya," kata satu sumber kepada Daily NK.
Menurutnya, orang-orang makin risau karena tidak bisa membahas video itu sembarangan.
"Setelah itu ditandai sebagai masalah serius, bagaimanapun, tidak ada yang bisa mendiskusikan video secara terbuka," jelas sumber tersebut.
"Pihak berwenang telah menciptakan unit khusus dari Departemen Organisasi dan Bimbingan, Kantor Jaksa Penuntut Umum, MSS dan lembaga penegak hukum lainnya untuk mengidentifikasi penyebarnya," lanjut sumber itu.
"Dengan semakin intensifnya investigasi, siapa pun yang melakukan panggilan ke China karena alasan bisnis telah berbohong," tambahnya.
Baca: Naik Turun Riwayat Kasus Covid-19 Singapura, Terbaru 2 Lansia Jadi Korban
Baca: Kim Jong Un Disebut Tinggal di Wonsan Sejak 13 April, Tak Ada Gerakan Mencurigakan yang Terdeteksi
Teka-Teki Rumor Kematian Kim Jong Un
Sejak mangkirnya Kim Jong Un dari perayaan ulang tahun kakek sekaligus pendiri Korea Utara, Kim Jong Il, banyak spekulasi beredar tentang kondisi kesehatannya.
Sejatinya rumor ini berawal dari Daily NK, media Korea Utara yang berbasis di Korea Selatan.
Daily NK melaporkan bahwa Kim menerima prosedur sistem kardiovaskular pada 12 April.
Kim menerima prosedur sistem kardiovaskular karena merokok berlebihan, obesitas, dan terlalu banyak bekerja, menurut situs berita tersebut.
Setelah itu banyak media internasional yang susul menyusul memberitakan Kim Jong Un dengan berbagai spekulasi dari intelijen maupun pengamat negara komunis itu.
Mulai dari kritis setelah operasi, mati otak, kegagalan operasi, hingga dikabarkan meninggal dunia.
Namun hingga saat ini, semua kabar itu belum terferifikasi karena otoritas Korea Utara masih terus bungkam.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)