Hillary Clinton Dukung Joe Biden Melenggang di Pemilu AS 2020
Mantan Sekretaris Negara dan calon presiden dari Partai Demokrat 2016, Hillary Clinton, mendukung Joe Biden di Pemilu AS 2020.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM - Mantan Sekretaris Negara dan calon presiden dari Partai Demokrat 2016, Hillary Clinton, mendukung Joe Biden untuk menjadi presiden Amerika Serikat selanjutnya pada Selasa (28/4/2020).
Clinton memuji Biden dan menyebutnya sebagai teman dan sosok yang penuh persiapan dalam menyambut pemilu ini, dikutip dari CNN.
Baca: Joe Biden Ramalkan Donald Trump akan Tunda Pemilihan Presiden AS 2020
Baca: Elizabeth Warren Dukung Joe Biden untuk Berhadapan dengan Trump di Pilpres AS
Mantan senator dari New York itu tampil bersama Biden secara virtual pada tayangan televisi.
Keduanya saling melemparkan pujian.
"Senang berada di sini bersama Anda dan menjadi bagian dari diskusi yang sangat penting ini," kata Clinton di balai kota.
"Dan saya senang menjadi bagian dari kampanye Anda untuk tidak hanya mendukung Anda, tetapi untuk membantu menyoroti banyak masalah yang dipertaruhkan dalam pemilihan presiden ini," tambahnya.
Clinton bahkan terang-terangan mengecam Presiden AS, Donald Trump.
Dia menyebutnya sebagai orang yang tidak siap memerintah Amerika dan hanya memainkan perannya lewat layar TV.
"Saya ingin menambahkan suara saya kepada banyak orang yang telah mendukung Anda (Joe Biden) untuk menjadi presiden kami," kata Clinton.
Merujuk krisis kesehatan yang menjadi musibah berat bagi Amerika, Clinton menyerukan kini AS membutuhkan seorang pemimpin dan presiden seperti Joe Biden.
Biden juga menyebut Clinton seorang teman dan mengucapkan terima kasih atas dukungan pribadi yang luar biasa.
Mantan Menteri Luar Negeri di era kepemimpinan Barack Obama itu sempat mencalonkan diri sebagai capres Demokrat pada 2016.
Dia beberapa waktu lalu mengatakan akan mendukung siapapun calon terakhir yang bertahan dari partainya.
Dukungan Clinton kepada Biden merupakan dorongan suara yang cukup kuat karena Clinton masih mendapat banyak dukungan dari pemilih Demokrat.